Terjadinya anak stress karena tidak dapat berinteraksi dengan guru, teman dan lingkungannya.
Lalu, tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak kekerasan dalam rumah tangga yang tidak diketahui oleh guru.
Walau pun banyak dampak negatif yang muncul, menurut pengakuan Rifal Rinaldi, salah seorang guru di SMA YWKA Bandung, secara keseluruhan yang ia lihat, capaian akademis tidak ada penurunan signifikan.
Nilai para siswa didik tidak jeblok. Ini dibandingkan dengan sebelum pandemi. “Penurunan nilai tidak terjadi secara signifikan,” ungkapnya. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya siswa dapat beradaptasi dengan kondisi PJJ ini.
Baca Juga: Prediksi Trend Micro: Sistem WFH dan Berbasis Cloud Jadi Sasaran Empuk di 2021
Memang diakuinya, ada dampak lain yang muncul dengan adanya PJJ ini yang bukan berkenaan dengan nilai.
Tapi lebih pada karakter siswa. Rifal mengakui bahwa adanya penurunan respect atau rasa hormat siswa terhadap gurunya karena memang kuantitas pertemuan yang sangat minim.
Hal ini kemudian yang membuat, ia sering ‘kehilangan’ fokus siswanya saat PJJ.
Hal itu juga yang dilihat dan dirasakan oleh Meilin, orang tua siswa SMP di Jakarta Timur.
Menurut nya, sekolah dalam proses pembelajaran jarak jauh itu dapat memberikan motivasi pada murid agar tidak malas belajar dan tidak membosankan.
“Saya melihat, anak saya dengan PJJ ini tambah malas, malah ibu nya yang tambah rajin, tambah pintar."