Untuk itu, ketika startup sudah menemukan PMF dan mempunyai jasa/produk digital yang menghasilkan pendapatan, maka bangunlah fitur dan produk-produk baru yang bisa melengkapi hal tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan Suwandi Soh, CEO Mekari, dalam meluncurkan Mekari University.
“Dari hasil observasi, kami melihat banyak pemilik bisnis dan profesional yang membutuhkan pemahaman lebih jauh, bukan hanya dalam penggunaan software, tapi juga sisi teknis di akuntansi, perpajakan, hingga mengenai peraturan ketenagakerjaan."
"Maka kami membentuk dan membangun Mekari University yang memberikan pelatihan dan membantu menutup gap tersebut. Saat ini, Mekari University juga membantu mahasiswa/i hingga non-pengguna produk Mekari,” katanya.
Mengingat pentingnya tahap PMF untuk startup, SSI berharap pelatihan tahun ini bisa berkontribusi dalam mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital pada tahun 2024 mendatang.
Baca Juga: Kebutuhan Logistik di Indonesia Rumit Ingin Diatasi Startup Zyllem
Sejak diluncurkan pertama kali pada bulan September 2020, program inkubasi SSI telah diikuti oleh total 80 startup early-stage di Indonesia.
Tahun ini, melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage dari total ribuan pendaftar yang akhirnya terpilih sebagai partisipan.
Daftar startup tersebut diantaranya adalah: Alterstay, Automa, Bioma, Broom, FazPass, DotX, Eduku, Eratani, Kanva, Metion, MyRobin.id, MySkill, Nona Woman, Shafiq, dan Tripwe.