Nextren.com - Makin pesatnya pertumbuhan transaksi online di Indonesia meningkatkan kebutuhan sistem logistik yang canggih agar bisa memenuhi kebutuhan dengan cepat dan efektif.
Tak hanya e-commerce, kini hampir semua produk perusahaan butuh sistem logistik mumpuni untuk melayani gaya hidup digital masyarakat.
Maka startup penyedia solusi digital berbasis Software-as-a-Service (SaaS) McEasy, hadir dengan menawarkan dua solusi untuk permasalahan industri logistik di Indonesia, yaitu Vehicle Smart Management System (VSMS), Transportation Management System (TMS), dan Smart Driver Apps.
Sebagai startup manajemen dan pelacakan logistik pintar, McEasy baru-baru ini mengumumkan putaran pendanaan awal senilai Rp22 miliar (US$1,5 juta) dari East Ventures.
Baca Juga: 8 Game Mobile dengan Pendapatan Terbesar di 2021, Mobile Legends Gak Masuk!
VSMS merupakan solusi digital untuk membantu operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan secara real-time.
Sementara TMS merupakan software cerdas untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan optimisasi proses pengiriman barang secara terpadu untuk menjadikan keseluruhan proses lebih efisien.
Lewat TMS, pelanggan McEasy bisa melacak posisi kendaraan dan seluruh biaya operasional secara transparan, tanpa perlu repot untuk memeriksanya secara manual.
McEasy pun menggunakan model bisnis berbasis langganan (subscription) dan menawarkan kustomisasi solusi, untuk disesuaikan dengan skala bisnis pelanggan, seperti third-party logistics (3PL), fourth-party logistics (4PL), distributor, atau perusahaan brand.
Hadirnya solusi tersebut membantu para pelaku bisnis logistik, mulai dari perusahaan manufaktur dan distribusi, hingga perusahaan brand besar yang telah memiliki armada sendiri.
Terlebih sejak adanya regulasi pemerintah yang mewajibkan angkutan umum orang untuk memasang alat pemantau pergerakan kendaraan elektronik atau Global Positioning System (GPS), banyak perusahaan transportasi umum seperti bis yang butuh integrasi sistem GPS dalam dashboard VSMS McEasy.
Dengan infrastruktur manajemen logistik yang lebih canggih, permasalahan lama yang terjadi bertahun-tahun di Indonesia akan bisa diatasi, terutama kurangnya integrasi antara pihak-pihak yang terlibat di rantai pasok.