2. Dirasa Lebih Mudah
Faktor kedua yang membuat pinjol masih laris di masyarakat Indonesia adalah persepsi yang menilai bahwa pinjol lebih mudah.
Adanya krisis ekonomi yang terjadi semasa pandemi ini menjadi alasan lain mengapa aplikasi pinjol jadi alternatif masyarakat untuk mencari dana.
Baca Juga: Netizen Curhat di Facebook, Rumah Tangga Hancur Akibat Gagal Bayar Pinjol
"Ini sebuah tanda krisis ekonomi yang menunjukkan bahwa secara ekonomi masyarakat itu kesulitan, kemudian mereka mencoba melakukan akses kepada sumber-sumber pembiataan untuk membantu mereka," jelas Drajat.
Alhasil, pinjol pun dianggap praktis untuk metode peminjaman uang dibandingkan bank konvensional.
3. Kurang Proteksi
Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai Drajat kurang melakukan proteksi terhadap akses ke aplikasi pinjol.
Perlindungan terhadap debitur atau peminjam saat ini belum tersedia payung hukum yang jelas.
Jadinya banyak masyarakat yang terjerumus dan kesulitan ketika harus menghadapi perusahaan pinjol.
Baca Juga: Cara Mudah Mencegah SMS atau WhatsApp Tawaran Pinjaman Online Ilegal
"Akhirnya penagih-penagih dengan cara online yang ganas itu terjadi," pungkasnya.