Follow Us

Organisasi di AS Minta Telegram Dihapus Dari App Store, Kenapa?

Fahmi Bagas - Selasa, 19 Januari 2021 | 10:45
Telegram untuk iOS
9to5mac.com

Telegram untuk iOS

Nextren.com- Polemik mengenai kebijakan privasi pada aplikasi berbagi pesan WhatsApp masih terus bergulir.

Sejak awal Januari lalu, banyak pengguna smartphone yang mengajak para pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke aplikasi lain seperti Telegram.

Kampanye itu pun nampaknya cukup berhasil karena Telegram mengklaim telah mengalami peningkatan.

Melalui pesan dari akun resmi Telegram di aplikasinya, perusahaan menginformasikan bahwa Telegram sudah memiliki 500 juta pengguna dalam sebulan.

Baca Juga: Cara Mudah Pakai Fitur Voice Chat Telegram, Bisa Ngobrol Bareng Teman!

Selain itu pihak Telegram juga menyebutkan kalau berhasil mendapatkan 25 juta pengguna baru hanya dalam kurun waktu 72 jam.

Kendati demikian, hasil yang dicapai oleh Telegram nampaknya tidak didukung oleh salah satu organisasi nirlaba di Amerika yakni Coalition for a Safer Web.

Dilansir dari Washington Post, organisasi tersebut menuntut penghapusan Telegram dari App Store.

Coalition for A Safer Web mengajukan gugatan terhadap Telegram karena dianggap tidak melawan seruan untuk kekerasan dan pesan dengan konten ekstrimis.

Seperti yang kita tahu, di Amerika Serikat sempat terjadi kekisruhan yang terjadi di gedung Capitol, Washington DC.

Baca Juga: 4 Aplikasi Chatting Pengganti WhatsApp Selain Signal dan Telegram

Telegram vs WhatsApp
as.com

Telegram vs WhatsApp

Aksi itu merupakan bentuk kekesalan dari pendukung Donald Trump yang kalah dari Joe Biden pada Pemilu AS tahun lalu.

Oleh sebab itu, gugatan tersebut mengatakan bahwa apa yang dilakukan Telegram sudah melanggar Persyaratan Layanan App Store milik Apple.

Baca Juga: Ini 5 Fitur Unggulan Telegram, Aplikasi Chatting Pengganti WhatsApp

Lebih lanjut, organisasi itu pun berencana untuk meminta pengadilan agar turut menghapus Telegram dari Play Store besutan Google.

Namun sejumlah spekulasi itu akan sedikit memiliki kendala.

Pasalnya pengguna Android bisa memiliki media alternatif lain untuk mengunduh aplikasi ke smartphonenya.

Selain itu kehadiran Telegram di AS pun saat ini diklaim sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh kedua oleh pengguna smartphone.

Baca Juga: Waspada Fitur People Nearby di Line, MiChat dan Telegram, Ini Risikonya!

Hal tersebut kemungkinan karena iming-iming sistem keamanan Telegram yang dikatakan lebih baik dari WhatsApp.

Berdasarkan keterangan resminya, Telegram mengklaim bahwa mereka tidak memonetasi data pribadi.

Maksud memonetisasikan data pribadi adalah menggunakannya untuk pembuatan profil iklan bertarget.

Baca Juga: Akibat Aturan Baru WhatsApp, Netizen Bikin Trending Telegram di Twitter

Namun, Telegram tak menampik bahwa pihaknya mengumpulkan data pribadi, seperti nama, nomer telepon, daftar kontak, dan user ID.

Tak hanya itu, dari sisi ruang obrolan, Telegram diketahui sudah menggunakan sistem keamanan enkripsi end-to-end.

Ada juga sistem Cloud Chats yang menawarkan penyimpanan dengan format komputasi awan dan terdistribusi secara real-time.

Sistem enkripsi Telegram didasari AES simetris 256-bit, RSA 2048, dan Diffie - Hellman yang mengamankan pertukaran kunci.

Jika pengguna membutuhkan keamanan lebih dalam ruang obrolannya, Telegram punya fitur Secret Chat.

Baca Juga: Benarkah Klaim Sistem Keamanan Telegram Lebih Aman dari WhatsApp?

Fitur ini menawarkan sistem keamanan berlapis yang meminimalisir ruang obrlan disusupi.

Hal itu dikarenakan Secret Chat menggunakan sistem enkripsi antar sesama pengguna.

Baca Juga: Mau Buang WhatsApp? Ini Cara Menyimpan Data dan Chat Sebelumnya

Lebih lanjut, Telegram juga menggunakan kode open source.

Artinya, kode Telegram berupa enkripsi API yang bisa ditinjau oleh siapa saja termasuk pakar keamanan.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest