Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Startup Perlu Biasakan Bootstrapping di Tengah Turunnya Pendanaan Investor

Wahyu Subyanto - Selasa, 13 Desember 2022 | 17:40
Bapak Sonny Hendra Sudaryana (Digital Startup Program Coordinator Kominfo) di acara Milestone Day Batch 5
SSI

Bapak Sonny Hendra Sudaryana (Digital Startup Program Coordinator Kominfo) di acara Milestone Day Batch 5

Nextren.com - Pada hari ini di Jakarta (13/12), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menggelar acara puncak Milestone Day. Ini adalah penutup dari serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 5.

Setelah menjalani lima bulan pelatihan, 15 belas startup yang terpilih dari ribuan pendaftar, berkesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama mengikuti program SSI, di hadapan para pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah dan venture capital.

Startup Studio Indonesia merupakan program dari Kominfo untuk mendampingi dan membina para startup tahap awal (early-stage) selama 15 minggu. Tujuannya agar bisa menemukan product-market fit.

Product-market fit (PMF) adalah sebuah fase umum, dimana perusahaan rintisan berupaya untuk mempersolid tawaran produk digitalnya, agar dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan pengguna.

Sejauh ini, SSI telah menuntaskan 5 batch pelatihan, dengan total 80 alumni startup berprestasi.

Baca Juga: Inilah 4 Tips Mencapai Product-Market Fit Bagi Startup B2B dan B2C dari Coach Startup Studio Indonesia

Berdasarkan data, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar. Dari setiap batch sebelumnya, 30-40% alumni telah mendapatkan pendanaan tahap awal.

“Layaknya sektor bisnis lain, lanskap ekonomi digital startup akan terus berubah. Kini, sejak tahap awal startup dituntut untuk bisa mengejar profitabilitas dan pertumbuhan yang seimbang."

"Karena itu, penting bagi para founders untuk memiliki visi jangka panjang, memaksimalkan kesempatan yang ada dan menciptakan solusi tantangan ekonomi dan sosial yang inovatif,” ungkap Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana, dalam acara hari ini secara online.

Menurut Sonny, Kominfo akan selalu berkomitmen mendukung startup yang ingin menyelesaikan tantangan riil dalam masyarakat. Dukungan diberikan dalam bentuk penentuan regulasi yang tepat, pelatihan talenta digital, pembentukan komunitas, serta pemberian akses terhadap jaringan ahli startup lewat program SSI ini.

Setelah program Startup Studio Indonesia Batch 5 selesai, Kominfo masih akan terus memantau kemajuan dari masing-masing peserta melalui Program Alumni, dimana startup akan melakukan sesi coaching tambahan dan pertemuan rutin setiap bulan selama satu tahun dengan tim SSI.

Kurikulum yang dirancang pun berdasarkan kebutuhan unik startup setiap batch, agar alumni bisa mendapatkan solusi yang tepat sasaran.

Startup-startup SSI Batch 4 yang kini resmi menjadi alumni adalah:

  1. Alterstay (platform ekosistem akomodasi alternatif)
  2. Automa (platform rantai pasok berkelanjutan)
  3. Bioma (marketplace sewa peralatan elektronik)
  4. Broom (platform ekosistem digital jual-beli kendaraan)
  5. FazPass (CitCall) (solusi omnichannel untuk verifikasi)
  6. DotX (platform koperasi kredit untuk karyawan)
  7. Eduku (platform edutech)
  8. Eratani (platform agritech penyedia solusi end-to-end bagi petani)
  9. Kanva (e-commerce produk lokal untuk kebutuhan dekorasi rumah)
  10. Metion (solusi rantai pasok daging lokal)
  11. MyRobin.id (platform outsourcing penyalur tenaga kerja keseharian on-demand)
  12. MySkill (platform persiapan karir dan pengembangan skill)
  13. Nona Woman (platform kesehatan perempuan khusus untuk para nona Indonesia)
  14. Shafiq (platform investasi syariah secara urun dana)
  15. Tripwe (marketplace aktivitas petualangan wisata).
Startup Perlu Membiasakan “Bootstrapping”

Dengan kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif, sebagian orang menyebut bahwa periode ini merupakan tech winter, fase dimana bisnis sektor teknologi mengalami penurunan pertumbuhan dan pendanaan.

Kondisi ini menuntut para startup untuk merestrukturisasi perusahaan, mengevaluasi bisnis secara keseluruhan, dan melakukan beberapa perubahan fundamental. Misalnya saja, per Desember 2022, lebih dari 20 startup Indonesia telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya, demi mengerek efisiensi biaya operasional.

Berbeda dengan 8 tahun lalu, investor kini ingin melihat net revenue yang positif setelah semua biaya marketing dan subsidi. Sehingga perusahaan dapat lebih cepat profitable.

Baca Juga: Startup Kesehatan AlteaCare Klaim Data Medis dan Data Pribadi Pengguna Terlindungi

Automa salah satu startup alumni SSI batch 5 yang membuat platform rantai pasok berkelanjutan.
SSI

Automa salah satu startup alumni SSI batch 5 yang membuat platform rantai pasok berkelanjutan.

"Hal ini yg kami sudah lakukan sejak dahulu sehingga kami tidak memerlukan investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan Dekoruma. Fokus kami selalu membangun fondasi bisnis yang sustainable,” ujar Dimas Harry Priawan, CEO dan Co-founder Dekoruma.

“Bootstraping juga bisa menjadi strategi yang baik bagi kita untuk saling mengenal partner bisnis, fokus hiring roles esensial, dan belajar berbagai aspek lainnya terutama saat di awal.”

Startup yang baru saja menerima dana segar investor pun perlu memprioritaskan penggunaannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, misalnya untuk riset dan memahami kebutuhan konsumen, bukannya mengejar kompetitor atau tren.

Sebagai acuan, startup bisa menggunakan formula 60-30-10 artinya sebanyak 60% dana dipakai untuk pengembangan fitur yang ada, 30% untuk inovasi fitur baru, dan 10% untuk eksperimen solusi baru. Formula ini bisa membantu startup untuk lebih fokus mencapai PMF tanpa terlalu agresif dengan pengeluaran dana.

Afra Sausan, Co-Founder dan CMO Biteship, menjelaskan, “Dari pengalaman Biteship yang baru menerima funding, kami menghindari penggunaan dana funding untuk menutupi biaya operasional ataupun hutang, karena hal tersebut bisa membuat startup bergantung pada dana eksternal untuk menjalankan bisnis."

Baca Juga: NTT Jakarta 3 Data Center Resmi Hadir, Dukung Melonjaknya Startup dan Digitalisasi

"Dan yang perlu dihindari juga adalah membuat keputusan yang terburu-buru atau terlalu berisiko, karena perkembangan di tahap awal (early stage) adalah masa yang paling krusial, sehingga harus berhati-hati dan strategis dalam mengelola apa yang kita punya,” tambah Afra.

Untuk membantu startup tahap awal dalam menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target meluluskan 150 startup digital di tahun 2024.

Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya – baik dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital – pasca mengikuti pelatihan.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x