Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Ini Sejarah dan Alasan Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan

None - Kamis, 04 Agustus 2022 | 22:27
China menerapkan siaga militer dan dilaporkan melakukan mobilisasi pasukan dan kendaraan militer ke Xiamen jelang kedatangan Ketua DPR AS ke Taiwan
Twitter/BangXiao_

China menerapkan siaga militer dan dilaporkan melakukan mobilisasi pasukan dan kendaraan militer ke Xiamen jelang kedatangan Ketua DPR AS ke Taiwan

Nextren.com - Sejak lama kita mendengar pertanyaankenapa China dan Taiwan bermusuhan, meski mereka sangat dekat secara geografis dan historis.

Dukungan Amerika Serikat (AS) kepada Taiwan menambah panas perseteruan keduanya, baik dukungan politik maupun senjata, yang kita lihat menjadi salah satu penyebab kenapaChinadanTaiwan bermusuhan.

Lalu kenapaChinadanTaiwan bermusuhan bermusuhan sejak lama?

Penyebab kenapa China dan Taiwan bermusuhan bisa dibagi tiga, yaitu akar konflik, status negara/wilayah, dan segi hubungan kedua pihak.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan ingin merebutnya kembali dengan paksa jika perlu.

Baca Juga: Kepala CIA Bocorkan Rencana China Invasi Taiwan, Bakal Cepat dan Mematikan!

Sedangkan orang Taiwan menganggap pulau mereka memiliki pemerintahan sendiri sebagai negara terpisah.

Alasan kenapa China dan Taiwan bermusuhan juga dapat ditelusuri ke Perang Saudara China (1927-1949).

Perang itu berakhir dengan larinya pasukan Nasionalis Kuomintang (KMT) pimpinan Chiang Kai-shek ke pulau seberang Selat Taiwan, lalu mendirikan Republik of China (ROC).

Kini dengan jumlah penduduk yang semakin berkembang, orang-orang Taiwan menganggap wilayah mereka berdemokrasi, terlepas dari apakah kemerdekaannya dideklarasikan secara resmi atau tidak.

Dikutip dari BBC (3/8/2022), berikut adalah tiga faktor kenapa China dan Taiwan bermusuhan.

1. Akar konflik kenapa China dan Taiwan bermusuhan

Pemukim pertama yang diketahui di Taiwan adalah orang-orang suku Austronesia, yang diperkirakan berasal dari China selatan modern.

Pulau ini tampaknya kali pertama muncul dalam catatan China pada 239 M ketika seorang kaisar mengirim pasukan ekspedisi untuk menjelajahi daerah tersebut.

Hal itulah yang kemudian digunakan Beijing untuk mendukung klaim teritorialnya.

Setelah pendudukan Belanda yang relatif singkat (1624-1661), Taiwan diperintah oleh dinasti Qing China dari 1683 hingga 1895.

Baca Juga: TSMC Dirikan 4 Pabrik Baru di Taiwan untuk Produksi Chipset 3nm

Sejak abad ke-17, sejumlah besar migran mulai berdatangan dari China yang sering kali melarikan diri dari kekacauan atau kesulitan.

Kebanyakan dari mereka adalah orang China Hoklo dari provinsi Fujian (Fukien) atau China Hakka, sebagian besar dari Guangdong.

Keturunan dari kedua migrasi ini sekarang merupakan kelompok demografis terbesar di Taiwan.

Pada 1895, Jepang memenangi Perang Sino-Jepang Pertama dan Pemerintah Qing harus menyerahkan Taiwan ke Jepang.

Akan tetapi setelah Perang Dunia II, Jepang menyerah dan melepaskan kendali atas wilayah yang telah diambilnya dari China itu.

Republik China sebagai salah satu pemenang perang akhirnya mulai memerintah Taiwan dengan persetujuan sekutunya yaitu Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Namun, dalam beberapa tahun berikutnya Perang Saudara China pecah, dan pasukan Chiang Kai-shek saat itu dikalahkan oleh tentara Komunis Mao Zedong.

Chiang Kai-shek beserta sisa-sisa pemerintahan Kuomintang (KMT) dan pendukung mereka yang berjumlah sekitar 1,5 juta orang melarikan diri ke Taiwan pada 1949.

Kelompok yang disebut orang China Daratan ini mendominasi politik Taiwan selama bertahun-tahun meskipun hanya mencakup 14 persen dari populasi.

Chiang Kai-shek lalu mendirikan pemerintahan di Taiwan yang dipimpinnya selama 25 tahun.

Baca Juga: Menhan China Bersumpah Hancurkan Musuh Pemecah China-Taiwan, Ditujukan untuk AS!

Putra Chiang Kai-shek yaitu Chiang Ching-kuo kemudian mengizinkan lebih banyak demokratisasi, setelah berkuasa.

Dia mendapat perlawanan dari orang-orang lokal yang membenci pemerintahan otoriter dan berada di bawah tekanan dari gerakan demokrasi yang berkembang.

Selanjutnya, Presiden Lee Teng-hui yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi Taiwan memimpin perubahan konstitusi, yang akhirnya membuka jalan bagi terpilihnya presiden non-KMT pertama di pulau itu yakni Chen Shui-bian pada tahun 2000.

China sangat membenci Lee Teng-hui karena dia sering mendeklarasikan Taiwan sebagai negara merdeka.

2. Alasan kenapa China dan Taiwan bermusuhan dari faktor status negara

Tidak ada kesepakatan tentang status Taiwan, apakah diakui sebagai negara atau tidak.

Taiwan memiliki konstitusinya sendiri, para pemimpinnya dipilih secara demokratis, dan mempunyai sekitar 300.000 tentara aktif dalam angkatan bersenjata.

Klaim Chiang Kai-shek awalnya mewakili seluruh China yang ingin didudukinya kembali.

Taiwan sempat menduduki kursi China di Dewan Keamanan PBB dan diakui banyak negara Barat sebagai satu-satunya Pemerintah China.

Baca Juga: Bersiap Perang Lawan China, Warga Sipil Taiwan Mulai Ikuti Pelatihan Senjata

Akan tetapi, pada 1970-an beberapa negara mulai berargumen bahwa Pemerintah Taipei tidak dapat lagi dianggap sebagai perwakilan sejati dari ratusan juta orang yang tinggal di China daratan.

Pada 1971, PBB mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing dan pemerintah Taiwan dipaksa keluar.

Tahun 1978 China mulai membuka perekonomiannya kepada dunia. AS yang melirik peluang perdagangan dan kebutuhan mengembangkan hubungan, secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing 1979.

Sejak itu jumlah negara yang mengakui Pemerintah Republic of China atau Taiwan secara diplomatis turun drastis menjadi sekitar 15 negara.

Sekarang, meskipun memiliki semua syarat negara merdeka dan sistem politik yang berbeda dari China, status hukum Taiwan tetap tidak jelas.

3. Alasan kenapa China dan Taiwan bermusuhan dari segi hubungan

Hubungan kedua negara mulai membaik pada 1980-an ketika Taiwan melonggarkan aturan tentang kunjungan dan investasi di China. Pada 1991, Taiwan menyatakan bahwa perang dengan Republik Rakyat China (RRC) telah berakhir.

China pernah mengusulkan opsi "satu negara, dua sistem", yang disebut akan memungkinkan otonomi signifikan bagi Taiwan, jika mereka setuju berada di bawah kendali Beijing.

Sistem ini berhasil mengembalikan Hong Kong ke China pada 1997.

Baca Juga: Adu Kuat Militer China vs Taiwan Dibantu AS, Ini Analisa Cara Mempertahankan Diri dari Beijing

Namun, Taiwan menolak tawaran itu, sedangkan China bersikeras bahwa Pemerintah ROC Taiwan tidak sah.

Pada tahun 2000, Taiwan memilih Chen Shui-bian sebagai presiden yang membuat Beijing khawatir.

Chen dan partainya, Partai Progresif Demokratik (DPP), secara terbuka mendukung "kemerdekaan" Taiwan.

Tsai menang dalam periode kedua mengalahkan kandidat Kuomintang yang dikenal dekat dengan China, Han Kuo-yu.

Setahun setelah Chen Shui-bian terpilih kembali pada 2004, China mengesahkan undang-undang anti-pemisahan, yang menyatakan hak China untuk menggunakan "cara tidak damai" terhadap Taiwan jika mencoba untuk memisahkan diri dari China.

Chen Shui-bian digantikan oleh Ma Ying-jeou dari KMT pada 2008 yang mencoba meningkatkan hubungan melalui perjanjian ekonomi.

Delapan tahun kemudian, pada 2016, terpilih presiden Taiwan saat ini Tsai Ing-wen, yang sekarang memimpin DPP dan condong pada kemerdekaan.

Hubungan semakin meruncing pada 2018 ketika Beijing meningkatkan tekanan pada perusahaan internasional.

Jika mereka tidak mencantumkan Taiwan sebagai bagian dari China di situs webnya, China mengancam akan memblokirnya dari bisnis di "Negeri Panda".

Pada 2020 Tsai Ing-wen memenangi masa jabatan kedua dengan memecahkan rekor 8,2 juta suara.

Perolehan ini dipandang sebagai penghinaan terhadap Beijing, sehingga menjadi alasan lain kenapa China dan Taiwan bermusuhan.

Artikel ini tayang di kompas.com, dengan judul : Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan?Penulis Aditya Jaya Iswara

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x