Namun, Taiwan menolak tawaran itu, sedangkan China bersikeras bahwa Pemerintah ROC Taiwan tidak sah.
Pada tahun 2000, Taiwan memilih Chen Shui-bian sebagai presiden yang membuat Beijing khawatir.
Chen dan partainya, Partai Progresif Demokratik (DPP), secara terbuka mendukung "kemerdekaan" Taiwan.
Tsai menang dalam periode kedua mengalahkan kandidat Kuomintang yang dikenal dekat dengan China, Han Kuo-yu.
Setahun setelah Chen Shui-bian terpilih kembali pada 2004, China mengesahkan undang-undang anti-pemisahan, yang menyatakan hak China untuk menggunakan "cara tidak damai" terhadap Taiwan jika mencoba untuk memisahkan diri dari China.
Chen Shui-bian digantikan oleh Ma Ying-jeou dari KMT pada 2008 yang mencoba meningkatkan hubungan melalui perjanjian ekonomi.
Delapan tahun kemudian, pada 2016, terpilih presiden Taiwan saat ini Tsai Ing-wen, yang sekarang memimpin DPP dan condong pada kemerdekaan.
Hubungan semakin meruncing pada 2018 ketika Beijing meningkatkan tekanan pada perusahaan internasional.
Jika mereka tidak mencantumkan Taiwan sebagai bagian dari China di situs webnya, China mengancam akan memblokirnya dari bisnis di "Negeri Panda".
Pada 2020 Tsai Ing-wen memenangi masa jabatan kedua dengan memecahkan rekor 8,2 juta suara.
Perolehan ini dipandang sebagai penghinaan terhadap Beijing, sehingga menjadi alasan lain kenapa China dan Taiwan bermusuhan.
Artikel ini tayang di kompas.com, dengan judul : Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan?Penulis Aditya Jaya Iswara