Nextren.com – IBM baru-baru ini merilis laporan tahunan mereka yang mengungkapkan fakta mengkhawatirkan: penjahat siber kini semakin memanfaatkan identitas pengguna untuk menjalankan serangan online.
Laporan tersebut, yang disebut X-Force Threat Intelligence Index 2024, menggambarkan bagaimana para penjahat siber lebih memilih untuk menggunakan akun pengguna yang tercuri sebagai "kunci" untuk masuk ke dalam sistem, alih-alih meretas jaringan perusahaan secara langsung.
Baca Juga: 2 Cara Baru Memulihkan Akun Instagram Kena Hack, Lebih Gampang Nih!
X-Force, tim keamanan IBM yang telah memantau kejadian keamanan di lebih dari 130 negara, melaporkan bahwa insiden seperti phishing dan eksploitasi aplikasi umum juga masih menjadi ancaman besar.
Di Asia-Pasifik, manufaktur menjadi salah satu industri yang paling sering disasari oleh serangan siber.
Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, menyoroti pentingnya memahami isu-isu keamanan ini.
"Langkah pertama untuk melindungi data dan platform kita adalah dengan memahami ancaman yang dihadapi," ujarnya.
Baca Juga: 3 Cara Mengamankan Data dan Privasi, Awas Banyak Bahaya Penipuan!
Namun demikian, penjahat siber tidak hanya mengandalkan taktik lama.
Mereka juga semakin tertarik pada teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
Meskipun masih dalam tahap awal, AI diprediksi akan menjadi alat yang digunakan secara luas oleh para penjahat siber di masa depan.