Follow Us

Modus Baru Penipuan Tawarkan Kerja Freelance Incar Masyarakat Kecil

Wahyu Subyanto - Sabtu, 24 Juni 2023 | 22:17
modus penipuan kerja freelance

modus penipuan kerja freelance

Nextren.com - Maraknya kejahatan scam yang tak masif dan tidak berhenti terjadi di Indonesia tidak lepas dari hukum sebab akibat, "Siapa menabur angin akan menuai badai". Yang menjadi masalah, badainya yang datang tidak pandang bulu dan tidak memilih-milih korbannya apakah itu yang membocorkan data, pemilik data atau malah masyarakat awam.

Sekarang akibatnya adalah masyarakat Indonesia menuai badai yang ditaburkan oleh pengelola data yang tidak menjaga dengan baik kepercayaan mengelola dan melindungi data yang diberikan kepadanya.

Maraknya kasus scam dan penipuan hari ini adalah badai yang diakibatkan oleh kebocoran data bertahun-tahun yang ditabur karena kecerobohan pengelola data tidak melindungi dengan baik data masyarakat yang dikelolanya.

Apa korelasi antara kebocoran data dengan maraknya scam ?

Kebocoran data kependudukan yang masif memberikan amunisi kepada penipu sehingga mereka mendapatkan database yang sangat berharga.

Di tangan orang yang mengerti mengeksploitasi data, database adalah tambang emas.

Database ini dapat digunakan untuk profiling, mencari korban penipuan dan database ini digunakan juga untuk membuat KTP aspal yang sakti karena meskipun blanko KTPnya palsu tetapi data kependudukan yang terkandung di dalamnya adalah data asli.

Salah satu faktor utama yang menentukan suburnya aktivitas penipuan adalah kemudahan untuk mendapatkan uang hasil menipunya dengan aman dan sulit diidentifikasi pihak berwenang.

Kalau dalam industri ransomware hal ini bisa dipenuhi karena adanya mata uang kripto yang bersifat sangat anonim sehingga kejahatan ini bisa dilakukan lintas negara dan penerimaan uang tebusan bisa dikirimkan lintas negara melalui sistem mata uang kripto.

Dalam aksi scam dan tipu-tipu di Indonesia, korbannya mayoritas orang awam dan sangat sedikit yang memiliki akses ke aset kripto.

Namun semuanya memiliki akses ke sistem perbankan, sehingga akses monetisasi hasil penipuan di Indonesia masih memanfaatkan akun bank dan dompet digital.

Namun tentunya penipu tidak bodoh menggunakan identitasnya sendiri untuk membuka rekening penampungan hasil tipu-tipunya dan akan menggunakan rekening yang aman.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest