Hasilnya, mulai dari nomor NIK yang diberikan sebagai sampel, dicek secara random benar 100% merupakan NIK yang otentik.
Berlanjut ke nomor telepon yang terkait dengan NIK juga masih aktif dan digunakan oleh pemilik NIK yang bersangkutan.
Dari kebenaran data ini, Alfons meneliti kembali data bocor yang dibagikan oleh Bjorka.
Menurutnya, data sebanyak 1,3 miliar yang cukup besar tersebut secara masuk akal bisa saja terjadi.
Ia menggunakan rumus untuk menghitung besar peluang kebenaran data dari Bjorka dari besar data asli yaitu 87 GB (87.000 MB) dalam format CSV (Comma Separated Value).
Baca Juga: Kemenkumham Diduga Jadi Korban Kebocoran Data, Begini Tanggapannya
87.000 MB / 143,2 MB X 2.000.000 database = 1.215.083.799 database.
"Dapat disimpulkan angka 1.3 milyar data registrasi SIM yang di klaim cukup masuk akal dengan toleransi perbedaan data +/- 10%," ungkap Alfons.
Alasan Bisa Ada 1,3 miliar data yang bocor
Fakta 300 juta kartu SIM yang aktif membuat Alfons dan mungkin masyarakat yang menyadarinya menjadi bertanya-tanya.
Baca Juga: Kemenkumham Diduga Jadi Korban Kebocoran Data, Begini Tanggapannya