Kemenkumham Diduga Jadi Korban Kebocoran Data, Begini Tanggapannya

Minggu, 28 Agustus 2022 | 15:32
https://www.kemenkumham.go.id/

Ilustrasi dugaan kebocoran data Kemenkumham beredar di situs breached.to

Nextren.com- Dugaan kebocoran data kembali menimpa instansi pemerintah, dimana informasi terbaru menyorot Kemenkumham (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia).

Dugaan kebocoran data yang disangkakan terjadi pada Kemenkumham itu pun tengah viral di sejumlah media sosial.

Berdasarkan laporan yang beredar, informasi dugaan kebocoran data Kemenkumham terungkap melalui situs breached.to.

Seperti yang kita tahu, situs tersebut merupakan tempat yang sama ketika banyaknya dugaan kebocoran data sederet perusahaan hingga instansi pemerintahan baru-baru ini.

Dan untuk dugaan kebocoran data Kemenkumham kali ini, terlihat bahwa terdapat akun bernama WaterAndCoffee yang mengklaim telah mengantongi ribuan informasi terkait lembaga pemerintah tersebut.

Baca Juga: Google Jadi Raksasa Teknologi yang Paling Banyak Kumpulkan Data Pengguna

Tangkapan layar dugaan kebocoran data Kemenkumham yang dijual di situs breached.to oleh akun WaterAndCoffee.

Dari tulisan akun WaterAndCoffee di situs breached.to diklaim terdapat 85.000 data pegawai milik Kemenkumham.

Selain itu ada pula sejumlah data pribadi berkapasitas 800 MB, yang meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), ERP, nomor rekening, sampai Nomor Induk Pegawai (NIP) Kemenkumham.

Dalam laman situs breached.io, akun WaterAndCoffee turut membagikan contoh data yang berhasil didapatkan.

Ia memperlihatkan data absensi pegawai Kemenkumham yang diklaim mulai dari akhir tahun 2021 sampai awal 2022.

Selain itu, ada pula data diri dan foto pegawai Kemenkumham.

Baca Juga: PT Jasa Marga Konfirmasi Kebocoran Data 256 GB: Tidak Ada Data Pelanggan

Bahkan, hacker tersebut juga mencatut nama Menkumham, Yasonna H Laoly dan wakilnya, Edward Omar Sharif Hiariej di dalam daftar data.

Tanggapan Pihak Kemenkumham

Dilansir dari Kompas, Minggu (28/8), Kepala Bagian Humas Kemenkumham, Tubagus Erif Faturahman memberikan tanggapan terkait dugaan kebocoran data Kemenkumham.

Menurutnya, sangkaan kebocoran data Kemenkumham adalah tidak benar.

Ia membantah bahwa Kemenkumham menjadi korban dari kebocoran data.

Baca Juga: Pakar Komentari Kebocoran Data IndiHome: Telkom Mohon Jujur Saja

"Tidak benar web informasi kepegawaian (Simpeg) Kemenkumham itu diretas," tuturnya.

Ia juga menambahkan, "Sampai sekarang sistem dan data aman."

Tubagus pun menjelaskan bahwa setelah melakukan proses pengecekan terhadap dugaan kebocoran data Kemenkumham, pihak tidak menemukan hal-hal yang disangkakan.

Ia menerangkan bahwa data yang dibagikan di situs breached.to tersebut tidak sesuai dengan data yang ada di sistem.

"Itu data arsip tahun 2020 dan bukan data krusial," ucapnya, dikutip dari Kompas.

Baca Juga: Resiko Data Breached Indihome: Sekali di Internet Selamanya di Internet

"Isinya hanya data umum, berupa nama, NIP, nomor rekening, nomor kontak, atau data lain yang tidak bisa digunakan untuk membobol rekening, ubah password, atau lainnya," lanjut Tubagus.

Sejauh ini, Tubagus menduga bahwa kebocoran data lama Kemenkumham tersebut dapat terjadi karena ada salah satu pegawai yang menginstall aplikasi berupa phising.

Sistem Kemenkumham Diserang Setiap Hari

Dalam tanggapan tersebut, Tubagus juga menjelaskan bahwa sistem Kemenkumham diserang setiap hari secara siber oleh orang-orang yang mayoritas berasal dari luar negeri.

Saat ini Kemenkumham pun telah melakukan pencegahan dengan mengaktifkan fitur blocking pada Advanced Web Application Firewall.

Dan Kemenkumham juga berkolaborasi dengan BSSN (Badan Sandi Siber Negara) untuk membentuk Computer Security Insident Response Team (CSIR).

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto