Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Apesnya Warga Ukraina Ini, Simpan Tabungan Agar Aman Saat Invasi Rusia Kini Bingung Nilainya Anjlok

Wahyu Subyanto - Senin, 23 Mei 2022 | 16:58
ilustrasi uang kripto Terra Luna
chiefidea

ilustrasi uang kripto Terra Luna

Nextren.com - Kasus anjloknya nilai mata uang kripto TERRA LUNA masih ramai diperbincangkan, terutama pengakuan para korban yang berjatuhan.

Kondisi negara Ukraina yang sedang diseran Rusia dan berada dalam kondisi ketidakpastian, membuat seorang pria mengubah hampir semua uang simpanan keluarganya menjadi mata uang kripto terra “stablecoin” pada April 2022.

Namun, anjloknya nilai Terra membuatnya telah kehilangan hampir 10.000 dollar AS (Rp 146 juta) akibat nilainya merosot secara tiba-tiba.

Pria bernama Yuri Popovich itu tinggal di Kyiv, sebenarnya punya maksud baik dengan berupaya melindungi simpanannya dari risiko inflasi atau jatuhnya mata uang Ukraina akibat berperang dengan Rusia.

Yuri mengira strateginya menyimpan ke uang kripto bakal aman, karena Terra Luna diiklankan aman dan didukung dengan mata uang fiat.

Baca Juga: Memilukan! Curhat Investor Kripto Terra Luna Bangkrut Miliaran: Rumah Hilang Hingga Bunuh Diri

“Tidak mungkin dan tidak aman untuk menyimpan uang dalam bentuk uang kertas,” kata Yuri Popovich, dilansir Guardian pada Minggu (22/5/2022).

Sebenarnya dengan konsepnya yang dipatok ke mata uang sebenarnya yaitu USD, maka pembelian stablecoin tidak dimaksudkan untuk menjadi investasi yang berisiko.

Tidak seperti kebanyakan pembelian mata uang kripto, Token stablecoin seperti “terra”, “tether” dan “USD coin”, seharusnya mempertahankan nilai tetap dari satu token hingga satu dolar AS.

“Saya bukan seorang spekulan; Saya hanya ingin menghemat uang,” kata Popovich.

Namun saat nilai terra runtuh awal Mei 2022 lalu, yang kemudian memicu kehancuran lebih luas nilai mata uang kripto lainnya, maka seluruh tabungan investor ritel ini lenyap dalam sekejap.

“Saya berhenti tidur secara normal, kehilangan 4 kg; Saya sering mengalami sakit kepala dan kecemasan. Istri saya masih belum tahu tentang kehilangan ini. Aku tidak tahu bagaimana cara memberitahunya,” kata Popovich.

Tabungannya, yang awalnya hampir USD 10.000 (Rp 146 juta) kini hanya bernilai kurang dari USD 500 (Rp 7,3 juta).

“Ini adalah jumlah yang sangat besar bagi kami, dan dalam situasi saat ini sangat penting bagi kehidupan."

"Saya khawatir akan kesehatan istri saya, kesehatan saya, dan hubungan kami. Aku bahkan tidak tahu bagaimana ini akan berakhir,” kata Popovich.

Popovich adalah salah satu dari banyak investor ritel, yang jumlah sebenarnya tidak diketahui. Mereka kehilangan banyak uang setelah nilai Terra runtuh.

Baca Juga: Jenius Jahat Ini Diduga Penyebab Anjloknya Kripto Terra dan Luna Hingga Hampir Nol

Mata uang kripto Terra ini pernah bernilai hampir USD 50 miliar (lebih dari Rp 700 triliun), namun kini nilainya runtuh hanya di bawah 1 miliar kurang dari Rp 15 triliun.

Mereka yang menyimpan uangnya di Terra tak hanya mencari tempat aman dan mernghindari inflasi, namun juga karena terpikat janji bunga 20 persen per tahun, karena mata uang itu secara teoritis dipatok terhadap USD dolar.

Namun teori dan algoritma yang dibuat untuk Terra tidak berjalan, karena suku bunga dan stabilitas mata uang Terra itu sendiri bergantung pada minat investor yang berkelanjutan.

Kondisi kejatuhan banyak mata uang kripto ini Terra dan token serupa lainnya, dituduh menjalankan skema Ponzi.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x