“Saya berhenti tidur secara normal, kehilangan 4 kg; Saya sering mengalami sakit kepala dan kecemasan. Istri saya masih belum tahu tentang kehilangan ini. Aku tidak tahu bagaimana cara memberitahunya,” kata Popovich.
Tabungannya, yang awalnya hampir USD 10.000 (Rp 146 juta) kini hanya bernilai kurang dari USD 500 (Rp 7,3 juta).
“Ini adalah jumlah yang sangat besar bagi kami, dan dalam situasi saat ini sangat penting bagi kehidupan."
"Saya khawatir akan kesehatan istri saya, kesehatan saya, dan hubungan kami. Aku bahkan tidak tahu bagaimana ini akan berakhir,” kata Popovich.
Popovich adalah salah satu dari banyak investor ritel, yang jumlah sebenarnya tidak diketahui. Mereka kehilangan banyak uang setelah nilai Terra runtuh.
Baca Juga: Jenius Jahat Ini Diduga Penyebab Anjloknya Kripto Terra dan Luna Hingga Hampir Nol
Mata uang kripto Terra ini pernah bernilai hampir USD 50 miliar (lebih dari Rp 700 triliun), namun kini nilainya runtuh hanya di bawah 1 miliar kurang dari Rp 15 triliun.
Mereka yang menyimpan uangnya di Terra tak hanya mencari tempat aman dan mernghindari inflasi, namun juga karena terpikat janji bunga 20 persen per tahun, karena mata uang itu secara teoritis dipatok terhadap USD dolar.
Namun teori dan algoritma yang dibuat untuk Terra tidak berjalan, karena suku bunga dan stabilitas mata uang Terra itu sendiri bergantung pada minat investor yang berkelanjutan.
Kondisi kejatuhan banyak mata uang kripto ini Terra dan token serupa lainnya, dituduh menjalankan skema Ponzi.