Baca Juga: Menguji Baterai Xiaomi Redmi Note 11, Ada Kejutan yang Tak Diduga
Namun, untuk negara lain yang mungkin sudah 5G ready terasa hal ini sebagai kekurangan.
Hal selanjutnya yang menjadi kekurangan Redmi 10C ialah munculnya aplikasi bloatware di sistem antarmuka MIUI 13.
Aplikasi bloatware merupakan aplikasi yang tidak bisa dihapus atau uninstall di perangkat.
Sepertinya aplikasi bloatware memang bukan hal yang aneh pada hp dari China ini.
Nextren menemukan ada aplikasi yang cukup sulit diuninstall, namun kita bisa menghapus datanya sehingga tidak terlalu mempengaruhi memori hp.
Terlepas dari permasalahan bloatware, Redmi 10C juga memiliki masalah dengan resolusi rendah 720p pada layarnya.
Cukup disayangkan memang, namun bila nantinya akan seperti itu, berarti segmented pasar yang dipilih oleh Xiaomi cukup berbeda.
Perkiraannya, segmented pasar Redmi 10C adalah kalangan orang yang menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dan tidak terlalu mementingkan resolusi layar.
Atau orang yang hanya sekadar memiliki smartphone untuk menyelesaikan tugas dan smartphone kedua.
Baca Juga: Index Kebahagiaan Gawai 2022: Konsumen Tak Sepenuhnya Bahagia Pada Suatu Brand
Redmi 10C yang dihadirkan dengan Android 11 juga menjadi kekurangan menurut Oispice.