Follow Us

Kedekatan Indonesia dan AS Dalam Latihan Perang Bikin Cina Cemburu, Ultimatum Soal Natuna Utara

None - Senin, 11 April 2022 | 13:00
Latihan perang TNI di Natuna
Tribun Batam

Latihan perang TNI di Natuna

Dia menyebut perluasan latihan perang Garuda Shield "sangat penting" karena "Indonesia selalu berhati-hati dalam memberi sinyal terkait sensitivitas seputar masalah Laut China Selatan" dan hubungannya dengan Amerika Serikat dan China.

“Jelas Indonesia ingin terlibat dalam penyeimbangan eksternal di Laut Cina Selatan, sambil menggunakan ini sebagai platform untuk memproyeksikan status dan pengaruhnya dalam hal diplomasi pertahanan multilateral,” kata Koh.

Frega mencatat bahwa Indonesia dan China pernah mengadakan latihan Militer bersama yang disebut "Sharp Knife", tetapi yang terakhir adalah pada tahun 2014.

Sekarang, katanya, dalam hal kerja sama Militer, Indonesia jelas lebih dekat dengan AS daripada China.

Baca Juga: Alami Kerugian Besar, Rusia Berharap Operasi di Ukraina Segera Selesai

Frega juga mengatakan Indonesia telah lama menjalin hubungan Militer yang erat dengan Jepang dan Australia, sehingga masuknya mereka dalam Garuda Shield 2022 seharusnya tidak mengejutkan.

Namun dia mengatakan, karena Jepang dan Australia seperti AS sangat kritis terhadap tindakan China di Laut China Selatan, berita tentang latihan Agustus dapat diharapkan "diterima dengan tidak nyaman" di Beijing.

Ultimatum Indonesia soal Natuna Utara

Dalam pemberitaan Tribun-Medan.com sebelumnya, China telah berani mengancam Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak di ZEE Indonesia di Perairan Natuna Utara, yang juga dianggapnya sebagai wilayahnya berdasarkan klaim sepihak dash nine.

China berani mengirimkan surat protes diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Indonesia agar menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Blok Tuna, Natuna Utara yang dilakukan Harbour Energy.

Tindakan China yang berani melayangkan surat protes diplomatik diungkap anggota DPR Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, Muhammad Farhan.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Muhammad Farhan seperti dilansir malaymail yang mengutip reuters, 1 Desember 2021 lalu.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest