Follow Us

Kedekatan Indonesia dan AS Dalam Latihan Perang Bikin Cina Cemburu, Ultimatum Soal Natuna Utara

None - Senin, 11 April 2022 | 13:00
Latihan perang TNI di Natuna
Tribun Batam

Latihan perang TNI di Natuna

“Latihan bersama Garuda Shield selama dua minggu terus memperkuat Kemitraan Pertahanan Utama AS – Indonesia dan memajukan kerja sama dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata pernyataan Angkatan Darat AS sebelum latihan tahun lalu.

Indonesia tidak memberikan perkiraan berapa jumlah pasukan dari masing-masing 14 negara yang akan mengikuti Garuda Shield tahun ini.

Militer AS dan Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak segera berkomentar mengenai latihan tersebut.

Indonesia terletak di tepi selatan Laut China Selatan, yang telah menjadi sarang aktivitas Militer selama beberapa tahun terakhir karena China telah melakukan Militerisasi pulau-pulau yang disengketakan di sana dan AS serta mitranya telah menentang klaim tersebut.

Maret lalu, tabloid Global Times yang dikelola pemerintah China menuduh Laksamana AS John Aquilino, kepala Komando Indo-Pasifik AS, mencoba meniru krisis Ukraina di Asia-Pasifik dengan mengumpulkan sekutu, mitra, dan negara-negara lain di kawasan itu untuk menghadapi Cina.

Baca Juga: Australia Kirim 20 Bushmaster ke Ukraina: Kendaraan Lapis Baja 13 Ton yang Gesit dan Tahan Ledakan

Komentar Global Times muncul setelah Aquilino membawa wartawan dalam penerbangan di atas Laut Cina Selatan untuk menyoroti Militerisasi Beijing atas pulau-pulau yang disengketakan.

Analis mengatakan Indonesia telah lama berusaha untuk tidak memihak dalam perselisihan AS-China di Laut China Selatan.

Tetapi mereka mencatat bahwa pada tahun lalu Beijing bukan hanya tegas dalam mendorong klaimnya di dekat Kepulauan Natuna di daerah di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tetapi juga di dalam "sembilan garis putus" China, di mana Beijing mengklaim kendali atas hampir semua wilayah Laut Cina Selatan.

Kolonel Frega Wenas Inkiriwang, Komandan Distrik Militer Jakarta Utara dan dosen di Universitas Pertahanan Indonesia, mengatakan perilaku China saat ini meningkatkan risiko konflik di kawasan karena negara-negara meningkatkan kehadiran Militer mereka, termasuk Indonesia, yang telah memperkuat pasukannya di sekitar Pulau Natuna.

Collin Koh, seorang peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura mengatakan, Indonesia "mungkin menghindari diplomasi megafon dan berhadapan secara langsung dengan Cina atas masalah Laut Cina Selatan.

"Indonesia akan melakukan tindakan yang secara halus memberi sinyal ke Beijing - dan kembali ke rumah ke audiens domestik - keinginannya untuk melindungi kepentingan nasionalnya, " kata Koh.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest