Follow Us

Pengatur Internet Dunia Tolak Permintaan Ukraina untuk Blokir Internet Rusia

None - Jumat, 04 Maret 2022 | 21:42
logo ICANN, pengatur internet dunia
ICANN

logo ICANN, pengatur internet dunia

Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina, membuat Rusia dikenakan sanksi dari berbagai negara dan berbagai kepentingan.

Terbanyak adalah sanksi ekonomi, sanksi pemutusan hubungan dari transaksi bank banyak negara, sanksi ekspor impor, pemblokiran sosmed hingga internet.

Setelah invasi Rusia dilancarkan, pemerintah Ukraina meminta Rusia untuk diputus dari internet dunia. Namun, permintaan tersebut resmi ditolak.

Awalnya, permintaan tersebut diajukan oleh Andrii Nabok, perwakilan Ukraina di ICANN, dan Mykhailo Fedorov, Wakil Perdana Menteri di Kementerian Transformasi Digital Ukraina kepada The Internet Corporation for Assigned Named and Numbers (ICANN).

ICANN sendiri adalah badan pengatur internet dunia, yang salah satu tugasnya adalah mengatur Top Level Domain (TLD) atau nama domain top level dari situs internet di seluruh dunia, termasuk Rusia.

Baca Juga: Elon Musk Bantu Ukraina Hadapi Rusia, Aktifkan Internet Starlink Dadakan

3 Domain Rusia diminta dicabut

Pada Senin (28/2/2022), Nabok dan Fedorov mengirim surat kepada ICANN yang berisi permintaan untuk mencabut tiga TLD Rusia, yaitu:

  • .ru = untuk website individu dan bisnis Rusia, serta perusahaan internasional memiliki konsumen Rusia.
  • .?? = untuk website Federasi Rusia
  • .su = untuk website institusi dan perusahaan Soviet yang beroperasi di Uni Soviet (Soviet Union/SU).
Meski SU sudah dibubarkan, TLD .su masih digunakan.

Dalam surat tersebut, pemerintah Ukraina mengatakan bahwa Rusia menggunakan situs web-nya sebagai mesin propaganda, yakni untuk "menyebarkan disinformasi, ujaran kebencian, mempromosikan kekerasan, serta menyembunyikan kebenaran mengenai perang di Ukraina".

Di sisi lain, akses internet di Ukraina terganggu selama invasi terjadi.

Musababnya, layanan internet di Ukraina dilaporkan tumbang di beberapa wilayah akibat serangan militer Rusia tersebut.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest