Follow Us

60 Persen Siswa Tidak Fokus Belajar Online, Ini Peran Guru dan Orangtua

Wahyu Subyanto - Kamis, 28 Januari 2021 | 14:19
Ilustrasi belajar online.
telkomsel

Ilustrasi belajar online.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, Rifal menyebutkan bahwa sekolahnya melakukan home visit.

Home visit ini dilakukan oleh wali kelas atau guru BK untuk mencari tahu dan melakukan pemantauan terhadap perkembangan siswa.

Baca Juga: Mahasiswa Stanford Kumpulkan 400 Laptop Untuk Siswa Belajar di Rumah

Masalahnya, untuk siswa SMA, agak sulit juga kalau orang tua harus membantu putra putri nya untuk belajar.

Maklum saja, materi yang dipelajari juga jauh lebih sulit ketimbang untuk siswa SD maupun SMP. “Jadi, home visit ini, bagi kami sangat bermanfaat”.

Menurut Maryam Mursadi, Head of Academic dari KELAS PINTAR, memang dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh atau e-learning ini tidak bisa dihindari.

“Kondisi sarana dan prasarana yang tidak merata disetiap daerah, juga menjadi penyebab munculnya dampak negatif tersebut,” ungkap Maryam.

Yang penting menurut Maryam adalah guru dan orang tua harus re-orientasi tentang pembelajaran jarak jauh ini.

Guru dan orang tua harus paham bahwa, PJJ ini tidak sama dengan pembelajaran tatap muka, bahkan sangat berbeda. Ini yang perlu dipahami.

Misalnya, jika sekolah normal, ketika siswa ada yang tidak mengerti dengan materi pelajaran, bisa langsung bertanya pada gurunya atau diskusi dengan temannya. Nah, saat PJJ, hal ini tidak bisa dilakukan.

Untuk mengatasi permasalahan yang muncul karena PJJ ini, KELAS PINTAR memiliki solusinya.

Misalnya ketika mengajarkan materi secara virtual, tidak semua siswa dapat memahami.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest