Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

'Njomplang Banget' Netizen di Jawa Ngeluh Internet Kurang Cepat, di Indonesia Timur Malah Tak Ada Sinyal

None - Rabu, 11 November 2020 | 19:45
Seorang pelajar sedang belajar online dengan bersusah payah mencari sinyal, di Gunung Temulawak, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Yogyakarta
(Dokumentasi Kepala Dukuh Petir B)

Seorang pelajar sedang belajar online dengan bersusah payah mencari sinyal, di Gunung Temulawak, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Yogyakarta

Nextren.com - Menurut survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai 196,7 juta.

Jumlah itu naik menjadi 73,7 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 266,9 juta.

Meskipun mendekati angka 200 juta pengguna internet, namun ketimpangan akses internet masih besar.

Masih dari survei APJII, pengguna internet di Indonesia sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan wilayah barat Indonesia.

Pulau Jawa menyumbang 56,4 persen dari total populasi pengguna internet di Indonesia.

Baca Juga: Pengguna Internet Indonesia Hampir 200 Juta, Internetan 8 Jam Sehari

Disusul Pulau Sumatera yang menyumbang 22,1 persen dari total populasi.

Sementara di wilayah tengah, yakni Sulawesi menyumbang 7 persen, kemudian Bali-Nusa Tenggara 5,2 persen.

Kontribusi paling kecil berasal dari wilayah Timur Indonesia yakni Maluku-Papua yang hanya menyumbang 3 persen dari total populasi pengguna internet di Indonesia.

Menurut Jamalul Izza, ketua umum APJII, penyebab ketimpangan ini adalah ketersediaan infrastruktur di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Meskipun sudah tersedia Palapa Ring Timur, Jamal menjelaskan pemanfaatanya belum bisa optimal.

"Untuk Palapa Ring memang sudah menghubungkan pulau-pulau, cuma yang menjadi tugas bersama bagaimana membawa lastmile ke daerah daerah yg emang belum terjangkau dengan infrastruktur," jelasnya melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa (10/11/2020).

Menurut PT Palapa Timur Telematika, hingga September 2020, utilisasi Palapa Ring Paket Timur saat ini masih rendah.

Palapa Ring Timur memiliki 9 proyek yang sedang berjalan, yakni proyek 9 hingga proyek 17.

Utilisasi dari 9 proyek itu saat ini telah mencapai 14 persen untuk penggunaan serta optik dan 45 persen untuk pengunaan microwave.

PT Palapa Timur Telematika menjelaskan, rendahnya utilisasi ini dipengaruhi beberapa faktor.

Baca Juga: Kuota Kamu Cepat Habis? Coba Cara Ini, Bisa Ngirit di Tanggal Tua

Para pekerja pembangunan Proyek Palapa Ring Paket Timur sedang memperbaiki jaringan kabel serat optic yang putus akibat kerap terlindas alat berat di ruas jalan Nasional Memey-Ransiki.
(KOMPAS.com/BUDY SETIAWAN)

Para pekerja pembangunan Proyek Palapa Ring Paket Timur sedang memperbaiki jaringan kabel serat optic yang putus akibat kerap terlindas alat berat di ruas jalan Nasional Memey-Ransiki.

Pertama adalah kurangnya peran penyedia layanan telekomunikasi.

Sebab, Palapa Ring Timur hanya menyediakan tulang punggung (backbone) serat optik.

Untuk menghadirkan akses internet cepat, dibutuhkan peran operator telekomunikasi.

Namun, kebanyakan operator yang ada di Indonesia memiliki banyak pertimbangan sebelum masuk ke suatu area komersil baru, misalnya jumlah populasi penduduk, potensi pengguna data, potensi ekonomi daerah, skala ekonomi masyarakat, dan nilai strategis suatu wilayah.

Jamal menjelaskan bahwa dorongan untuk mengoptimalkan utilisasi Palapa Ring Timur bukan hanya peran operator seluler, namun juga semua penyelenggra internet.

"Dorongan ini sebenarnya bagaimana bisa membangun lastmile dari Palapa Ring ke kota kota terlebih dahulu agar pemanfaatan Palapa Ring bisa jauh lebih optimal," imbuhnya.

Kedua, adanya kesenjangan populasi penduduk yang cukup tinggi antar wilayah yang dilewati serat optik Palapa Ring Timur di wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal).

Hal ini menyebabkan utilisasi rendah karena tidak banyak yang menggunakan internet.

Berbeda dengan Papua yang ramai penduduk dan masuk dalam proyek 16 (Jayapura, Elelim, Wamena, Kenyam, Sumohai, Dekai, Oksibil, dan Waropoko), disebutkan bahwa utilisasinya sudah mencapai 100 persen.

Selain itu, faktor lain seperti geografis, keadaan alam, faktor cuaca, bencana alam, hingga vandalisme juga menjadi penyebab lain rendahnya utilisasi di wilayah timur.

Baca Juga: Inilah Harga Paket Data Termurah 20 Negara di Dunia, Indonesia Nomor 14

"Saat ini pengoperasian dan pengelolaan jaringan telekomunikasi serat optik Palapa Ring Timur masih terus dilakukan oleh PT Palapa Timur Telematika melalui segala tantangan dan keterbatasan, namun tetap optimis adanya peningkatan utilisasi yang signifikan," jelas Radiws Darwan, VP Field Operation PT. Palapa Timur Telematika.

Jamal mengatakan, APJII saat ini sedang mendorong pemerataan internet di Indonesia lewat program Desa Internet Mandiri, yang juga bekerja sama dengan pemerintah.

Program ini bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit terjangkau internet karena keterbatasan infrastruktur.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Besarnya Kesenjangan Internet antara Indonesia Barat dan Timur"Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x