Apabila melihat tipe pinjaman, Borrower dengan tipe online seller financing adalah yang paling banyak menjadi responden dalam riset ini yakni sebanyak 62%.
Dilanjutkan dengan tipe invoice financing 32%, dan working capital term loan 6%.
Temuan menarik dalam riset ini adalah banyak peminjam yang bergerak di bidang industri kreatif di mana 24% dari Borrower Investree adalah para pelaku industri kreatif.
Baca Juga: Investasi dan Fintech Ilegal Rugikan Masyarakat Indonesia Rp 92 Triliun, Begini Modus Jahatnya
Sebanyak 15% diantaranya mengalami peningkatan pendapatan antara 30% sampai 50% setelah memperoleh pinjaman dari fintech lending di mana dalam riset ini merupakan pinjaman dari Investree.
Kemudian, sebesar 52% dari industri kreatif yang meminjam di Investree menggunakan layanan invoice financing dilanjutkan dengan tipe online seller financing 33%, dan working capital term loan 15%.
Dewa mengatakan bahwa industri kreatif memang sedang menjadi primadona apalagi di kalangan generasi milenial.
Tercatat terdapat 16 sub-sektor industri kreatif seperti konsultan atau periklanan, desain komunikasi visual, dan arsitektur yang sedang berkembang saat ini sehingga pinjaman dari sektor tersebut cukup banyak.
Baca Juga: Fintech P2P JULO Dengan 1 Juta Pengguna Kini Resmi Kantongi Izin OJK
Tak hanya industri kreatif yang mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapat pinjaman dari fintech lending.
Apabila melihat data yang didapat dari Investree, sebanyak 58% Borrower Investree yang bergerak di sektor industri manufaktur mengalami peningkatan pendapatan sebesar 20% sampai 50%.
Sebanyak 52% Borrower Investree dari sektor jasa serta 51% Borrower Investree dari sektor konstruksi juga mengalami peningkatan pendapatan serupa.