Bukan Cuma Mandiri, Sejumlah Bank Nasional Ini Juga Pernah Alami Saldo Hilang

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren.com -Kejadian errornya sistem Bank Mandiri pagi ini jelas menimbulkan kehebohan, terutama di dunia maya.

Bagaimana tidak, banyak dari nasabah yang mendadak kehilangan saldo mereka mulai dari belasan juta, puluhan juta, bahkan sampai tidak tersisa sama sekali.

Rupanya kejadian ini bukan yang petama kali.

Beberapa tahun belakangan ini sejumlah bank nasional juga sempat mengalami kegagalan sistem server yang menyebabkan hilangnya saldo para nasabah.

Misalnya pada pertengahan tahun 2018 kemarin yang dialami oleh sejumlah nasabah Bank BNI46.

Saat itu akun Instagram resmi BNI46 mendadak dibanjiri komentar pedas netizen akibat sering terjadinya kegagalan sistem.

Salah satu nasabah berkomentar kalau saldonya tidak bertambah bahkan setelah melakukan setor tunai sebesar Rp 10 juta.

Parahnya lagi, setelah 3 minggu lamanya jumlah saldo miliknya masih belum juga bertambah.

Netizen lain juga mengeluh kalau sempat mengalami kegagalan saat melakukan tarik tunai, padahal saldo yang ada di rekeningnya sudah berkurang.

Mengutip salah satu laporan dari mediakonsumen.com pada bulan Juni 2018 lalu. Seorang nasabah BNI46 juga mengaku sempat mengalami kegagalan transfer padahal saldo rekeningnya sudah berkurang.

Parahnya lagi, dalam riwayat transaksi tertera kalau transaksi tersebut berhasil bahkan sampai dua kali.

Bukan cuma itu, Bank Central Asia (BCA) juga sempat mengalami gangguan akhir tahun lalu.

Untungnya, gangguan yang terjadi saat itu tidak sampai menghilangkan saldo nasabah, tetapi hanya mengganggu sistem m-banking dan internet banking.

Pihak BCA saat itu mengaku sedanga mengalami maintenance rutin untuk beberapa data.

Tapi karena ada sedikit kekeliruan, proses perbaikan itu malah mengganggu sistem secara keseluruhan.

Baik kasus yang terjadi pada BNI46 maupun BCA -dan juga Mandiri- memang cukup umum terjadi di Indonesia.

Mengutip dari TribunBatam.id, apabilan nantinya ada kesalahan hingga menghilangkan data nasabah, maka pihak bank akan mengganti rugi secara menyeluruh.

Dalam proses ini bank juga akan dikawal oleh Bank Indonesia (BI) dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

(*)