Follow Us

Google+ Ditutup, Ini Penjelasan Google Terkait Jebolnya Data Pengguna

Rezky Amaliah - Selasa, 09 Oktober 2018 | 22:17
Google Plus

Google Plus

google plus

Laporan Wartawan NexTren, Rezky Amaliah

NexTren.com - Google mengumumkan kepada publik bahwa celah keamanan di media sosial Google+ mengekspos 500.000 data pribadi pengguna.

Sekelas Google masih punya bug?

Data-data yang terekspos itu merupakan nama, alamat e-mail, pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan data-data lain yang dimasukkan pengguna ketika akan mendaftar akun Google+.

Sebenarnya insiden keamanan ini sudah terjadi selama tiga tahun terakhir, dari 2015 hingga Maret 2018.

Namun, Google baru mengumumkannya ke khalayak pada Senin (8/10/2018) waktu setempat melalui blog resminya.

Meski masalah celah keamanan itu berhasil ditanggulangi oleh pihak Google, namun akhirnya Google memutuskan untuk menghentikan layanan jejaring sosialnya itu.

Baca Juga : Google Gulung Bisnis Layanan Google Plus, Berpotensi Membahayakan!

Pihak Google sebenarnya punya alasan tersendiri untuk tutup mulut selama berbulan-bulan pasca memperbaiki celah keamanannya itu.

Menurut sumber dalam, Google tak ingin mengundang pengawasan ketat dari regulator.

Selain itu, Google juga ingin mengumumkan insiden ini jika manajemen internal sudah membuat keputusan yang bulat, yakni menutup Google+ untuk selama-lamanya.

Google
Google

Google

Seperti yang tim NexTren.com kutip langsung dari blog resmi Google “Kami akan menonaktifkan Google+ untuk konsumen”.

Alasannya sih cukup masuk akal ya?

Tapi perusahaan sekelas Google kok bisa kebobolan celah keamanan sudah hampir tiga tahun terakhir ini.

Terus gimana nasib data-data kita?

Baca Juga : Microsoft Akan Perbaiki File yang Hilang Akibat Update Windows 10

Project Strobe bukan cuma persoalan keamanan yang memicu Google menutup Google+, tetapi juga kesadaran bahwa layanan tersebut tak memenuhi ekspektasi pengguna.

Sebanyak 90 persen pengguna Google+ membuka akun mereka kurang dari 5 detik.

“Versi konsumen dari Google+ memiliki tingkat penggunaan dan ikatan (engagement) yang sangat rendah,” Google mengakui.

Ke depan, Google bakal fokus meningkatkan keamanan pada layanan-layanannya melalui program audit yang dinamai “Project Strobe”.

Kantor Google
technologyreview.com

Kantor Google

Program inilah yang pertama kali membuat Google sadar ada bug di Google+ selama bertahun-tahun.

Project Strobe secara umum bakal mengkaji akses para pengembang pihak ketiga ke data-data Google dan perangkat Android.

Pada kasus Google+, ada 438 aplikasi pihak ketiga yang menggunakan API dengan bug berisiko, seperti dijelaskan sebelumnya.

Baca Juga : Selalu Diincar Hacker dan Pemain Curang, Fortnite Perkuat Keamanan Lewat Perusahaan Anti-Cheat

Meski belum terbukti ada pengembang yang memanfaatkan celah ini, hal itu tetap saja merupakan tamparan bagi Google.

Raksasa teknologi yang bermarkas di Mountain View itu berharap Project Strobe bisa terus dijalankan untuk menjamin keamanan pengguna. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest