Nextren.com - Mendirikan perusahaan startup saat ini menjadi idaman kalangan milenial, yang diawali dengan memecahkan masalah di sekitarnya.Namun tak hanya startup bisnis yang berpijak pada pencarian keuntungan, ada startup sosial yang mengawali idenya dari pemecahan masalah sosial di masyakarat.Mereka lebih dikenal sebagai wirausaha sosial.DBS Foundation, yayasan pertama di Singapura yang memperjuangkan kewirausahaan sosial, mengumumkan pemberian hibah SGD 1,25 juta untuk 12 wirausaha sosial (social enterprises/SE) di Asia.
BACA JUGA : Meski Saingan Berat, Samsung Ajak Xiaomi dan Oppo Kerjasama Demi Layar LipatIni adalah bagian dari 2018 Social Enterprise Grant Programme. Besarnya hibah berkisar antara SGD 30.000 dan SGD 250.000 - diberikan kepada wirausaha sosial dari Singapura, Indonesia, Hong Kong, India, dan Taiwan.Tujuannya untuk mendorong mereka dalam menyebarkan inovasi sosial di bidang-bidang seperti inklusi sosial, pekerjaan dan penghasilan bagi kaum marjinal, kelestarian lingkungan dan solusi pengelolaan limbah, serta keberlanjutan pangan.Hibah ini akan memungkinkan wirausaha sosial untuk meningkatkan layanan mereka, mempersembahkan purwarupa mereka ke pasar, meningkatkan proses kerja atau mengembangkan bisnis yang ada dalam mencapai dampak sosial yang lebih besar.
BACA JUGA : .Facebook Watch Baru Dirilis, Fiturnya Unik Dibanding YouTube
Tahun ini, DBS Foundation menerima permohonan keikutsertaan berbagai wirausaha sosial dari seluruh Asia untuk Grant Programme yang diselenggarakan setiap tahun, dengan nama 'DBS Foundation SE Grant Programme'. wirausaha sosial dipilih berdasarkan kriteria berikut : - kemampuan untuk menangani kebutuhan sosial- inovasi bisnis- keberlanjutan dan skalabilitas model bisnis mereka.
BACA JUGA : Xiaomi Mi Mix 3 Diklaim Bezelless dan Berkamera 'Naik Turun', Cek Jadwal RilisnyaSelain menyajikan solusi inovatif, para peserta perlu menunjukkan langkah untuk mencapai target dan tahapan pencapaian sosial.Para penerima hibah asal Indonesia tahun ini meliputi:1. Evoware Evoware bertujuan untuk meningkatkan gaya hidup yang ramah lingkungan dan menyediakan nilai inovatif kepada masyarakat urban.
Kemasan (bio-packaging) berbahan dasar rumput laut yang dikembangkan untuk menggantikan kemasan plastik bagi produk makanan dan non-makanan, merupakan inovasi sosial yang relevan dan tepat waktu.
Apalagi ada lebih dari 150 juta ton limbah plastik yang mencemari laut saat ini.
BACA JUGA : Bikin Panik, Tombol 'Koleksi' Instagram Hilang, Ternyata Ini Faktanya
Kemasannya bersifat bio-degradable, dapat dimakan dan kaya akan serat, yang menyajikan berbagai keuntungan bagi lingkungan dan makhluk hidup. Bekerja sama secara langsung dengan petani rumput laut, Evoware membantu meningkatkan taraf kehidupan petani sekaligus menyediakan alternatif ramah lingkungan dari plastik. Hibah DBS akan mendukung Evoware untuk meningkatkan kapabilitas produksinya.
BACA JUGA : Mirip Instagram, Twitter Juga Luncurkan Fitur 'Hukuman' untuk Followers Cuek2. GandengTangan.org GandengTangan.org menghubungkan pemilik usaha mikro di Indonesia yang butuh pendanaan dengan investor yang ingin menciptakan dampak sosial. GandengTangan.org mempersembahkan sebuah platform dana yang aman dan transparan di mana kedua belah pihak dapat saling terlibat dalam menciptakan inklusi keuangan di Indonesia.
Platform online ini menawarkan akses kepada pemilik usaha mikro untuk meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah, yang didukung oleh kekuatan kolektif para investor. Hibah akan digunakan untuk meningkatkan produk dengan teknologi pembelajaran dan data ilmiah untuk penilaian kredit yang akurat, serta merekrut tenaga terampil.
BACA JUGA :Minggu Ini HMD Dapatkan Merek Dagang PureView Milik Microsoft
3. Mycotech Mycotechbertujuan membantu peningkatan daur ulang limbah pertanian dan meningkatkan pendapatan tambahan untuk petani di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi yang dipatenkan, Mycotech menghasilkan sebuah perekat alami yang menyatukan serat organik.Hal ini menciptakan material bangunan yang ramah lingkungan, kokoh, dan ringan. Bahan bangunan ini dapat menghasilkan panel dan ubin yang mewah untuk perabot, rak, dan perlengkatan interior lainnya.
BACA JUGA :Yuk Intip Tampilan Poco Launcher yang Mulai Hadir di Google Play
Petani kecil yang direkrut sebagai mitra Mycotech juga memperoleh pendapatan tambahan dengan menjualkan limbah agrikultural. DBS Foundation memberikan hibah purwarupa kepada Mycotech pada 2016 untuk mengoptimalkan pabrik tanaman percobaan, serta demi mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk mulai bekerja. Tahun ini, hibah akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi Mycotech dan merumuskan strategi pengelolaan IP yang lebih baik.
BACA JUGA : Ramalan Cuaca Nggak Akan Meleset Jika Kamu Pakai 3 Aplikasi Berikut
4. SukkhaCitta SukkhaCitta membawa perubahan ekonomi yang inklusif dengan membentuk generasi baru para pengrajin, yang dapat bersaing di pasar global dan merasa bangga akan hasil karya mereka. Para wirausaha sosial ini mengerti sektor kerajinan tangan dalam negeri yang memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi dan sosial. SukkhaCitta mengapresiasi pengrajin rumahan Indonesia di pedesaan dengan menyediakan pengetahuan tentang industri melalui pelatihan dan sertifikasi yang setara dengan pasar internasional.Hal itu bisa menghilangkan praktek eksploitatif dalam menjaga keberlanjutan industri.
BACA JUGA : Mau Coba Jaringan 5G di Asian Games 2018? Pastikan Hapemu Punya Ini
Hibah akan digunakan untuk melatih lebih banyak pengrajin lokal, memberikan sertifikasi kepada masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas produksi. Karen Ngui, Board Member of DBS Foundation and DBS’ Head of Group Strategic Marketing & Communications, berkata “Selama empat tahun DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme, kami telah menjadi saksi pertumbuhan jumlah wirausahawan muda yang bersemangat di berbagai tempat, yang menciptakan solusi-solusi inovatif untuk menghasilkan dampak sosial yang berkelanjutan.""Mulai dari menciptakan aplikasi yang membantu para tunanetra; drone yang mendistribusikan obat-obatan ke daerah terpencil; hingga penggunaan rumput laut dan bunga sebagai bahan dasar kemasan; atau AI untuk mengurangi pemborosan makanan. ""Langkah yang diambil DBS mencakup penyediaan sarana, pengetahuan, dan jaringan yang mereka butuhkan dalam mengembangkan dan mencapai hasil yang lebih baik untuk kepentingan sosial,.” ujar Karen Ngui kepada Nextren.com secara tertulis.
BACA JUGA : Jonatan Christie Ternyata Juga Sempat Jadi Vlogger, Ini Nama Channelnya
Setiap tahun, DBS Foundation bekerja sama dengan para penerima hibah wirausaha sosial untuk meningkatkan bisnis dan dampak sosial mereka.Contohnya Ugly Good di Singapura, sebagai penerima hibah SE tahun 2017 dari DBS Foundation.Ugly Good ini bertujuan mengurangi limbah produk dari industri makanan dan minuman, lewat proses upcycling (menambah nilai pada produk lama) dan membangun model bisnis inovatif di sekitar limbah.Saat ini, Ugly Good telah mencapai terobosan dalam penelitian dan pengembangan.
BACA JUGA : Hati-Hati Pasang Kartu Kredit di Toko Online, Bisa Kena Hack!Ugly Good pun menerima tanggapan positif dari pasar untuk sarana pembersih yang dikembangkan sendiri.Penerima hibah SE 2017 lainnya, Caption Cube, menciptakan peluang untuk inklusi ketenagakerjaan dengan merekrut penyandang disabilitas (PwDs) sebagai pekerja transkripsi untuk layanan teks pada video.Caption Cube juga bertumbuh secara signifikan sejak menerima dana hibah. Hanya dalam waktu enam bulan, mereka telah mempekerjakan lebih banyak penyandang disabilitas, mengembangkan proyek dan memulai uji coba untuk meningkatkan teknologi subtitling bersama dengan lembaga penelitian.
BACA JUGA : Pilihan 3 Hape Rp 2 Jutaan Terbaik Saat Ini, Kencang Berkamera Bagus
Selain itu, layanan live-captioning terbaru mereka untuk konferensi dan forum menarik minat yang cukup tinggi.Untuk meningkatkan komitmen terhadap pertumbuhan kewirausahaan sosial didirikan DBS Foundation senilai SGD 50 juta pada tahun 2014, untuk menandai kemerdekaan Singapura yang ke-50. Hingga saat ini, DBS telah menjangkau lebih dari 28.000 wirausaha sosial dan mendukung lebih dari 260 wirausaha dengan lebih dari SGD 4,7 juta dalam bentuk dana hibah.Sekedar informasi, DBS sendiri adalah grup jasa keuangan di Asia, berkantor pusat di Singapura dengan lebih dari 280 cabang di 18 pasar. DBS punya pertumbuhan dalam tiga wilayah pertumbuhan utama Asia: China, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. (*)