Laporan wartawan Nextren, Wahyu.Nextren.grid.id-Jika dulu harus dikerjakan manual, kini bisnis distribusi dapat memantau seluruh aktivitas sales dan order melalui platform online SimpliDOTS.Sebagai negara dengan jumlah penduduk hingga ratusan juta orang, serta memiliki lebih dari belasan ribu pulau, Indonesia bukanlah pasar yang mudah ditembus oleh perusahaan consumer goods. Menurut penelitian gabungan McKinsey dan Nielsen (2015), jika perusahaan ingin menyebarkan produknya, mereka harus berbisnis dengan retailer yang jumlahnya mencapai 4.1 juta.Oleh karena itu, perusahaan produsen consumer goods sangat bergantung pada distributor.
(Baca : Diskon 50 Persen, Hape Motorola Moto M RAM 4GB, Inilah Plus Minusnya )Lebih lagi, menurut peraturan di Indonesia, perusahaan produsen tidak dapat menjual secara langsung ke retailer. Meski begitu, distributor kerap kewalahan dalam memasarkan barang ke retailer. “Menurut pengamatan kami, itu karena kebanyakan distributor masih memantau dan melakukan operasionalnya secara manual.""Bayangkan apabila ada ratusan atau ribuan retailer yang harus dijangkau, akan membuat perusahaan distributor kewalahan,” ujar CEOSimpliDOTS, Jowan Kosasih, dalam keterangannya kepada Nextren (7/12/2017).
(Baca : Jelang Harbolnas, Ini Harga Termurah Samsung Galaxy J7 Prime )
Dia mengaku sering melihat permasalahan tersebut sejak berkecimpung di bisnis distribusi keluarganya, yang sudah berjalan puluhan tahun di Medan.Aktivitas sebuah perusahaan distribusi memang termasuk panjang. Dimulai dari sales menawarkan barang ke retailer, pengiriman order ke gudang, pengecekan stok, hingga pengiriman dengan supir. Proses yang panjang tersebut harus dilakukan dan dicek secara manual. Hal itu kerap membuat produktivitas terhambat, padahal distributor dikejar target oleh perusahaan produsen.
(Baca : Andien Memperkenalkan Yoga 920, Laptop Convertible Canggih Lenovo )
“Walaupun kesalahan terletak pada sistem yang belum terintegrasi, jika distributor tidak memenuhi target, tetap saja kontrak bisa diputus,” tambah lulusan Monas University, Australia, ini. Pada akhirnya, proses rumit tersebut membuat kerugian finansial di kedua belah pihak.
Berangkat dari situ, Jowan mengajak Hendy Sumanto dan Ginanjar Nugroho, sahabatnya, untuk membuat platform online yang mengintegrasikan semua proses di distribusi barang. “Dengan SimpliDOTS, perusahaan bisa memantau stok barang di gudang, status keuangan, hingga kinerja salesforce dalam satu dashboard.” jelas Jowan.
(Baca : Berkawan dengan Backlight Saat Foto Selfie, Wajah Tak Lagi Gelap )SimpliDOTS juga diklaim berhasil mengembangkan aplikasi mobile yang terintegrasi. Jadi, sales perusahaan distribusi bisa menunjukkan promo barang dan melakukan placing order secara online. “Masalah lain yang sering dihadapi oleh distributor adalah kurir atau driver.""Lewat aplikasi ini, perusahaan bisa memantau dan memastikan apakah barang benar-benar disampaikan oleh kurir,” tambah Jowan.
“Ke depannya, kami sedang mengembangkan fitur data mining sehingga perusahaan dapat mengetahui barang apa saja yang laku di pasar, serta memprediksi barang yang apa yang akan laku,” ujar Hendy Sumanto, Chief Operational Officer (COO) SimpliDOTS.
(Baca : Cari Laptop Rp 3 - 10 Juta? Ini Harga Laptop Asus Terbaru dan Termurah Desember 2017 )Dengan demikian, perusahaan bisa mempersiapkan stock barang tersebut.Sejak dimulai di awal tahun 2017, SimpliDOTS telah berhasil menggandeng 9 perusahaan sebagai klien. Lini bisnis yang dijalankan beragam, namun terutama adalah fast moving consumer goods (FMCG) atau produk yang dijual secara cepat dan murah. Contohnya adalah kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, sabun, dan lain sebagainya.Saat ini, SimpliDOTS sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia. Diharapkan dengan keberadaan SimpliDOTS, jaringan distribusi di Indonesia akan semakin maju dan efisien. (*)