3. Mycotech Mycotechbertujuan membantu peningkatan daur ulang limbah pertanian dan meningkatkan pendapatan tambahan untuk petani di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi yang dipatenkan, Mycotech menghasilkan sebuah perekat alami yang menyatukan serat organik.Hal ini menciptakan material bangunan yang ramah lingkungan, kokoh, dan ringan. Bahan bangunan ini dapat menghasilkan panel dan ubin yang mewah untuk perabot, rak, dan perlengkatan interior lainnya.
BACA JUGA :Yuk Intip Tampilan Poco Launcher yang Mulai Hadir di Google Play
Petani kecil yang direkrut sebagai mitra Mycotech juga memperoleh pendapatan tambahan dengan menjualkan limbah agrikultural. DBS Foundation memberikan hibah purwarupa kepada Mycotech pada 2016 untuk mengoptimalkan pabrik tanaman percobaan, serta demi mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk mulai bekerja. Tahun ini, hibah akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi Mycotech dan merumuskan strategi pengelolaan IP yang lebih baik.
BACA JUGA : Ramalan Cuaca Nggak Akan Meleset Jika Kamu Pakai 3 Aplikasi Berikut
4. SukkhaCitta SukkhaCitta membawa perubahan ekonomi yang inklusif dengan membentuk generasi baru para pengrajin, yang dapat bersaing di pasar global dan merasa bangga akan hasil karya mereka. Para wirausaha sosial ini mengerti sektor kerajinan tangan dalam negeri yang memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi dan sosial. SukkhaCitta mengapresiasi pengrajin rumahan Indonesia di pedesaan dengan menyediakan pengetahuan tentang industri melalui pelatihan dan sertifikasi yang setara dengan pasar internasional.Hal itu bisa menghilangkan praktek eksploitatif dalam menjaga keberlanjutan industri.
BACA JUGA : Mau Coba Jaringan 5G di Asian Games 2018? Pastikan Hapemu Punya Ini
Hibah akan digunakan untuk melatih lebih banyak pengrajin lokal, memberikan sertifikasi kepada masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas produksi. Karen Ngui, Board Member of DBS Foundation and DBS’ Head of Group Strategic Marketing & Communications, berkata “Selama empat tahun DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme, kami telah menjadi saksi pertumbuhan jumlah wirausahawan muda yang bersemangat di berbagai tempat, yang menciptakan solusi-solusi inovatif untuk menghasilkan dampak sosial yang berkelanjutan.""Mulai dari menciptakan aplikasi yang membantu para tunanetra; drone yang mendistribusikan obat-obatan ke daerah terpencil; hingga penggunaan rumput laut dan bunga sebagai bahan dasar kemasan; atau AI untuk mengurangi pemborosan makanan. ""Langkah yang diambil DBS mencakup penyediaan sarana, pengetahuan, dan jaringan yang mereka butuhkan dalam mengembangkan dan mencapai hasil yang lebih baik untuk kepentingan sosial,.” ujar Karen Ngui kepada Nextren.com secara tertulis.
BACA JUGA : Jonatan Christie Ternyata Juga Sempat Jadi Vlogger, Ini Nama Channelnya
Setiap tahun, DBS Foundation bekerja sama dengan para penerima hibah wirausaha sosial untuk meningkatkan bisnis dan dampak sosial mereka.Contohnya Ugly Good di Singapura, sebagai penerima hibah SE tahun 2017 dari DBS Foundation.Ugly Good ini bertujuan mengurangi limbah produk dari industri makanan dan minuman, lewat proses upcycling (menambah nilai pada produk lama) dan membangun model bisnis inovatif di sekitar limbah.Saat ini, Ugly Good telah mencapai terobosan dalam penelitian dan pengembangan.
BACA JUGA : Hati-Hati Pasang Kartu Kredit di Toko Online, Bisa Kena Hack!Ugly Good pun menerima tanggapan positif dari pasar untuk sarana pembersih yang dikembangkan sendiri.Penerima hibah SE 2017 lainnya, Caption Cube, menciptakan peluang untuk inklusi ketenagakerjaan dengan merekrut penyandang disabilitas (PwDs) sebagai pekerja transkripsi untuk layanan teks pada video.Caption Cube juga bertumbuh secara signifikan sejak menerima dana hibah. Hanya dalam waktu enam bulan, mereka telah mempekerjakan lebih banyak penyandang disabilitas, mengembangkan proyek dan memulai uji coba untuk meningkatkan teknologi subtitling bersama dengan lembaga penelitian.
BACA JUGA : Pilihan 3 Hape Rp 2 Jutaan Terbaik Saat Ini, Kencang Berkamera Bagus