Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Statistik Kejahatan Siber Indonesia 2023, Jual Beli Online Terbanyak Penipuan

Wahyu Subyanto - Senin, 27 November 2023 | 19:51
Ilustrasi berita penipuan gadget online

Ilustrasi berita penipuan gadget online

Nextren.com - Digitalisasi yang masif di Indonesia membawa banyak keuntungan seperti efisiensi dan kemudahan yang diberikan oleh kanal digital pada banyak sektor, baik sektor kesehatan, perdagangan, keuangan sampai komunikasi.

Namun kanal digital ini ibarat dua sisi mata pedang, dimana satu sisi akan memberikan kemudahan dan efisiensi dan di sisi lain akan mempermudah pelaku tindak kejahatan yang akan mengeksploitasi kelemahan dalam digitalisasi ini untuk keuntungannya.

Dan celakanya aksi kejahatan siber ini juga turut memanfaatkan keunggulan digitalisasi yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu.

Sehingga tindak kejahatan siber dapat dilakukan dari belahan dunia manapun dan cukup sulit untuk dilacak atau dihentikan dan memperberat pekerjaan penegak hukum.

Menjelang akhir tahun 2023, Vaksincom merangkum tindak kejahatan siber berdasarkan hasil pelaporan yang dikirimkan korban kejahatan siber ke situs cekrekening.id.

Statistik laporan ini dirangkum dalam 4 kategori seperti statistik kategori jenis kejahatan, media sosial apa yang paling populer digunakan, statistik kota yang memberikan laporan serta statistik bank apa yang digunakan untuk melakukan kejahatan siber ini.

Data yang dioleh adalah data dari 1 Januari 2023 sampai dengan minggu ke tiga November 2023 dan diharapkan dapat memberikan gambaran insiden kejahatan siber di Indonesia 2023.

Statistik Kejahatan Siber Indonesia 2023, kategori Jenis Aktivitas Jahat

Aktivitas yang paling sering dilaporkan dan menjadi sarana utama kejahatan siber adalah Jual beli Online yang menempati peringkat 1 dengan 53.793 insiden dan menguasai 45, 87 % laporan dari keseluruhan laporan yang diikuti oleh Scamming pada peringkat 3 dengan 12.472 insiden atau 10,63 %.

Investasi online fiktif atau kerja penipuan kerja freelance online yang sangat banyak memakan korban pencari kerja dan kemudian menipu korbannya untuk menyetorkan uang kepada penipu dengan iming-iming keuntungan besar, menempati peringkat 3 dengan laporan sebanyak 9.810 atau 8,36 %.

Disusul oleh pelaporan atas aktivitas Judi Online sebanyak 9.618 atau 7,13 % dari total laporan. Tidak hanya Judi Online yang sangat meresahkan masyarakat, pelaporan atas Pemerasan yang dilakukan secara online juga cukup tinggi (8.368 laporan; 7,13%) bahkan lebih tinggi dari laporan insiden Pinjaman Online seperti teror oleh debt collector atau penyalahgunaan data untuk Pinjaman Online sebanyak 4.573 laporan atau 3.90 %.

Posisi 9 ditempati oleh Web Phishing (2.539 laporan; 2,16 %) yang memang sering digunakan untuk menipu korbannya guna mendapatkan kredensial penting seperti kredensial akun penting dan informasi login, password dan PIN mobile banking.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x