FBI yang berhasil melakukan penetrasi pada sistem Hive sejak pertengahan tahun 2022 bahkan diam-diam memberikan kunci dekripsi kepada ratusan korban Hive (lihat gambar 1)
Gambar 1. Situs ransomware Hive yang diambilalih penegak hukum
Secara teknis Antivirus akan sangat sulit melawan Ransomware, karena perkembangan teknologi malware yang sudah sedemikian rumit.
Satu malware yang sama akan sulit dideteksi, karena dapat dibungkus dengan berbagai macam teknik kompilasi yang berbeda. Perubahan coding yang diubah sedikit saja, sudah akan membuat malware tidak terdeteksi.
Karena itu, mengandalkan perlindungan antivirus merek apapun, dengan klaim apapun, faktanya tidak ada yang dapat menjamin melindungi secara total dari ancaman ransomware.
Tidak ada satupun antivirus di dunia yang berani memberikan jaminan bahwa sistem yang dilindunginya akan 100 % aman dari serangan ransomware ke depannya.
Satu-satunya cara yang bisa menjamin keamanan dari serangan ransomware adalah mitigasi yang benar dan persiapan yang baik andaikan diserang ransomware.
Melakukan pertahanan dari serangan ransomware tentu harus dilakukan seperti mempertahankan benteng dari serangan musuh yang bisa datang setiap saat. Administrator harus melakukan patching otomatis atas semua software dan hardware yang digunakan dengan disiplin.
Menggunakan perlindungan terbaik seperti firewall yang diamankan dengan kebijakan yang konservatif dan memisahkan DMZ dengan intranet.
Membatasi user dalam intranet yang memiliki data kritikal untuk mengkases internet guna mencegah kebocoran jaringan dari kelemahan user yang biasanya menjadi titik lemah utama dan sasaran utama eksploitasi peretas.
Baca Juga: Serangan Ransomware terhadap Perusahaan Meningkat, Ini Cara Antisipasinya
Namun, sekalipun semua usaha sudah dilakukan, tetap saja ransomware masih bisa menembus pertahanan.