Menjelang Musim Dingin Jerman, importir gas Rusia terbesar pada tahun 2020, sedang berusaha meningkatkan cadangan gasnya sebelum musim dingin di tengah berhentinya pasokan dari negeri beruang merah.
Jerman berencana mengisi kapasitas gasnya hingga 85 persen pada Oktober. Pemerintahnya pun telah menerapkan langkah-langkah penghematan energi untuk mencapai tujuan tersebut.
"Bersama dengan membeli gas dari pemasok alternatif, langkah-langkah tersebut memungkinkan Jerman untuk memenuhi tujuannya lebih cepat dari yang diantisipasi.
Target kemungkinan bisa tercapai pada awal September," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.
Negara-negara Uni Eropa berjuang menghadapi kenaikan harga energi yang drastis sejak mayoritas memberikan sanksi dagang kepada Rusia yang menginvasi Ukraina.
Awal pekan ini, PM Prancis Elisabeth Borne memperingatkan bahwa harga listrik di pasar spot bisa naik sepuluh kali lipat dari tahun lalu.
Sementara harga gas untuk 2023 telah meningkat lima kali lipat sejak 2021.
Brussels telah melarang semua impor minyak Rusia dan memotong jumlah gas alam, meskipun beberapa anggota Uni Eropa, seperti Hongaria, mendapatkan pengecualian.
Alasannya adalah perlunya mendukung pemerintah Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung dan untuk "diversifikasi" sumber energinya, selain atas desakan Washington.
Baca Juga: Setelah Jerman Menderita, Kini Putin Dituduh Menghukum Prancis Lewat Gas
Namun sayangnya, AS tidak dapat turun tangan melakukan pengiriman gas alam cairnya – bahkan dengan harga yang jauh lebih tinggi – untuk menutupi perbedaan kebutuhan gas tersebut.
Tidak ada alternatif yang tepat untuk pasokan gas pipa Rusia untuk Eropa.