Nextren.com - Perang China dan AS dalam bidang eknomi dan teknologi terlihat saat perusahaan teknologi Amerika yang menerima pendanaan dari pemerintah, dilarang untuk membangun fasilitas teknologi tercanggih mereka di China dalam 10 tahun.
Pemerintah Amerikas Serikat (AS) menyatakah hal ini dilakukan untuk menggenjot produksi semikonduktor di dalam negeri, akibat ketegangan dalam perang China dan AS dalam bidang teknologi dan ekonomi.
Persyaratan ini merupakan hasil dari pemberian anggaran hampir 53 milliar dollar AS (Rp 786 triliun) yang dilakukan Pemerintah AS.
Anggaran ini ditujukan untuk kembali menaikkan skala produksi chip semikonduktor yang nantinya akan menjadi otak untuk setiap perangkat elektronik mulai dari mobil hingga peralatan rumah tangga.
Baca Juga: Amankan Pasokan, Huawei Investasi di Perusahaan Teknologi dan Semikonduktor Asal Tiongkok
Dilansir dari The Guardian, Pemerintah AS mengesahkan peraturan ini dalam undang-undang yang bernama Undang-undang Chip dan Sains (CHIPS) yang diresmikan pada Agustus. (7/9/2022)
CHIPS sendiri merupakan respon dari perselisihan teknologi yang berlangsung lama antara Amerika dan China.
Selain itu, terdapat banyak perusahaan di AS yang menuntut pemerintah lebih mengurangi ketergantungan terhadap komponen yang dibuat pabrik-pabrik di China.
Departemen Perdagangan AS juga menyatakan setidaknya pada Februari mendatang, pihaknya akan mulai mensubsidi setidaknya 39 miliar dollar untuk membangun fasilitas produksi chip semikonduktor baru di sana.
Sekertaris Departemen Perdagangan AS Gina Raimondo menerangkan bahwa pemerintah akan tetap memberi batasan agar pihak yang menerima subsidi ini nantinya tidak membahayakan keamanan nasional.
"Mereka tidak diperbolehkan memakai dana ini untuk berinvestasi di China; mereka tidak boleh mengembangkan teknologi terdepan di China; mereka tidak boleh mengirim teknologi terbaru ke luar negeri."