Nextren.com - Perang energi dengan AS dan Eropa membuat Rusia harus menyiapkan strategi dan sekutunya.
Baru-baru ini, Rusia terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan dengan mata uang US Dollar dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan China.
Peningkatan kerja sama ekonomi dengan China berperan vital dalam menentukan kemenangan Rusia dalam perang energi.
Baca Juga: Eropa Siaga Hadapi Perang Energi Rusia: Ceko, Jerman dan Finlandia Bergejolak
Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom telah menandatangani perjanjian dengan China untuk bertransaksi dengan mata uang Yuan dan Rubel.
China sepakat untuk membayar pasokan gas yang datang dari Rusia dengan yuan dan rubel, bukan US Dollar, sebagai tanda kerekatan hubungan Beijing dan Moskow yang berada di bawah sanksi Barat.
Dilansir dari Aljzeera, CEO Gazprom Alexei Miller mengungkapkan bahwa penggunaan mata uang Yuan dan Rubel ini menjadi solusi yang menguntunkan untuk kedua negara.
"Mekanisme pembayaran baru adalah solusi yang saling menguntungkan, tepat waktu, andal dan praktis," ujar Alexei Miller.
Miller juga mengindikasikan bahwa penggunaan Yuan dan Rubel ini menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
Artinya, perusahaan-perusahaan China dan Rusia disarankan untuk mengadopsi skema pembayaran tersebut agar lebih menguntungkan.
Miller menambahkan bahwa skema pembayaran tersebut juga menyederhanakan perhitungan.
Baca Juga: Rusia Ungkap Dalang di Balik Krisis Energi dan Gas, Perang Energi Makin Sengit!