Gazprom tidak memberikan detail rincian tentang skema tersebut ataupun skema pembayaran baru akan diterapkan.
Namun yang jelas perubahan skema pembayaran ini merupakan bagian dari dorongan untuk mengurangi ketergantungan Rusia dan China terhadap US Dollar, euro, dan mata uang asing lainnya.
Mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing penting bagi kedua negara untuk menghadapi ketegangan dengan Barat.
Seperti yang diketahui, China berseteru dengan AS terkait status Taiwan dan aktivitas militer AS di Laut China Selatan.
Sedangkan Rusia berseteru dengan Barat terkait krisis Ukraina yang merembet ke perang energi.
Pekan lalu, Moskwa menunda pembukaan kembali pipa Nord Stream 1 ke Jerman.
Alasannya karena adanya pemeliharaan pipa Nord Stream 1 pada Rabu (31/8/2022), sebagaimana dilansir VOA.
Gazprom mengumumkan belum bisa melanjutkan pengiriman gasnya ke Jerman akibat kesalahan teknis di pipa Nord Stream 1 untuk dibuka kembali.
Langkah Rusia menghentikan pasokan gasnya ke Jerman tersebut diyakini merupakan hal yang disengaja untuk menciptakan krisis energi Eropa.
Baca Juga: Perang Rusia Ukraina Meluas Tak Hanya Adu Senjata, Tapi Juga Perang Energi
(*)