Follow Us

Adu Kuat Militer China vs Taiwan Dibantu AS, Ini Analisa Cara Mempertahankan Diri dari Beijing

None - Rabu, 03 Agustus 2022 | 21:28
Kapal Induk China Liaoning menunjukkan dominasi militer China vs Taiwan
Picasa

Kapal Induk China Liaoning menunjukkan dominasi militer China vs Taiwan

Nextren.com - Ketua DPR AS Nancy Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) dalam kunjungan kontroversial untuk menunjukkan komitmen kuat Washington terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, yang dipandang China sebagai bagian dari wilayahnya. Nancy Pelosi adalah pejabat tertinggi AS setelah Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, yang juga merupakan pengkritik vocal China selama beberapa dekade. Rencana kunjungan telah membuat marah China, yang baru-baru ini meningkatkan patroli agresif mereka dan penerbangan di zona pertahanan udara Taiwan, sambil sering melakukan latihan militer. Bagaimana perbandingan militer China vs Taiwan, mampukah Taipei mempertahankan diri melawan Beijing?

Baca Juga: Presiden AS 'Kejar' Vladimir Putin untuk Teken Perjanjian Nuklir AS-Rusia Karen Makin MengkhawatirkanPerbandingan militer China vs Taiwan Menurut data The Military Balance 2022 IISS yang dikutip dari BBC, dalam konfrontasi militer apa pun, angkatan bersenjata China jelas mengerdilkan angkatan bersenjata Taiwan. China membelanjakan lebih dari negara mana pun, kecuali AS, untuk sistem pertahanan dan dapat memanfaatkan sejumlah besar kemampuan, mulai dari kekuatan angkatan laut hingga teknologi rudal, pesawat terbang, dan serangan dunia maya. Sebagian besar kekuatan militer China difokuskan di tempat lain tetapi, secara keseluruhan dari personel aktif misalnya, ada ketidakseimbangan besar antara jumlah tentara China dan Taiwan. Militer China Total Pasukan Aktif : 2.035.000 (pasukan darat, laut, udara dan cadangan) Tank : 5.400 Pesawat Tempur : 3.227+ Kapal Selam : 59 Kapal Angkatan laut : 86 (hanya kelas kombatan permukaan utama saja) Artileri : 9.834+ Militer Taiwan

Total Pasukan Aktif : 169.000 (pasukan darat, laut, udara dan cadangan) Tank : 650 Pesawat Tempur : 504+ Kapal Selam : 4 Kapal Angkatan laut : 26 (hanya kelas kombatan permukaan utama saja) Artileri : 2.093 Menurut laporan DW, beberapa pakar barat memperkirakan dalam konflik terbuka Taiwan setidaknya dapat memperlambat serangan China, mencoba mencegah pendaratan pantai oleh pasukan amfibi China, dan melancarkan serangan gerilya sambil menunggu bantuan dari luar. Bantuan itu bisa datang dari AS yang menjual senjata ke Taiwan.

Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Pelabuhan Ukraina, Putin Mulai Jalankan Doktrin Baru AL RusiaWalaupun beberapa ahli, menilai tentara China lebih kuat daripada kekuatan yang dapat dibawa oleh pendukung Taiwan, seperti AS atau Jepang, ke wilayah tersebut. Meski demikian, itu tidak berarti Taiwan akan sama sekali tidak berdaya melawan kemungkinan serangan China. “Strategi landak" Taiwan Potensi risiko invasi China membayangi Taiwan selama beberapa dekade, sehingga memberinya waktu cukup lama untuk mengembangkan sistem pertahanan canggih yang sesuai dengan geografinya. Untuk menghadapi kekuatan raksasa seperti China, Taiwan telah mengadopsi metode perang asimetris yang dikenal sebagai "strategi landak”. Tujuan untuk membuat invasi menjadi sangat sulit dan mahal bagi musuh. Taiwan telah menumpuk persediaan besar senjata dan amunisi anti-udara, anti-tank, dan anti-kapal. Termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV) dan amunisi murah seperti rudal jelajah pertahanan pantai bergerak (CDCM), yang memiliki kapasitas untuk menghancurkan kapal angkatan laut dan peralatan angkatan laut China yang mahal. Pertahanan laut berlapis-lapis

Untuk merebut pulau itu dengan cepat, PLA China perlu mengangkut banyak tentara dan persediaan dalam jumlah besar — kendaraan lapis baja, senjata, amunisi, makanan, pasokan medis, dan bahan bakar — melintasi selat.

Itu hanya mungkin melalui laut, karena pengangkutan udara dan armada pesawat memiliki kapasitas terbatas.

Baca Juga: Strategi Perang Rusia Makin Ngeri, Terjunkan Pasukan Besar-besaran di Ukraina SelatanWilayah Taiwan memiliki peralatan pemantauan yang dipasang di pulau-pulau terdekat China untuk mendeteksi armada pertama yang berangkat dari pantai China. Itu seharusnya memberi pasukan Taiwan cukup waktu untuk mengoordinasikan pertahanan berlapis-lapis. Ranjau laut, dikombinasikan dengan kapal serang cepat dan kapal serbu rudal, bersama dengan amunisi berbasis darat yang ditempatkan di pantai dan pulau-pulau terdekat, akan menghadapi PLA dalam keadaan paling rentan, sebelum mendapat kesempatan untuk mendarat dan memulai operasi. Perang gerilya

Taiwan juga telah mempersiapkan kota-kotanya untuk perang gerilya, jika PLA berhasil memijakan kaki di tanahnya. Sistem pertahanan udara portabel (MANPADS) dan senjata anti-armor bergerak, seperti sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS), dapat digunakan dalam pertempuran perkotaan, sementara bangunan dapat diubah menjadi barak. Mempertahankan sistem pertahanan Salah satu tujuan utama taktik Taiwan adalah untuk melindungi sistem pertahanan utama, termasuk pesawat dan sistem pertahanan anti-balistik, yang dapat mencegat roket balistik dan menimbulkan kerusakan utama pada kekuatan penyerang. Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan telah membeli lusinan jet tempur canggih dari AS, sambil memproduksi AIDC F-CK-1 Ching-Kuo sendiri, yang dijuluki Pejuang Pertahanan Pribumi. Baca Juga: Kapal Selam Terpanjang di Dunia Buatan Rusia, Bisa Angkut Torpedo Nuklir Poseidon!

Akankah AS membela Taiwan melawan China?Tidak jelas sejauh mana Taiwan dapat mengandalkan dukungan AS jika terjadi agresi China. Selama beberapa dekade, Washington telah mempertahankan "ambiguitas strategis" tentang Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai Republik China (ROC). Kebijakan itu oleh AS diartikan dengan menjaga hubungan persahabatan dengan pemerintah Taiwan, tanpa hubungan diplomatik formal atau bahkan pengakuan sebagai negara berdaulat penuh. Meski Biden hingga kini belum secara resmi berkomitmen pada intervensi militer. AS telah berjanji untuk terus menjual sistem pertahanan dan memberikan dukungan intelijen ke Taiwan. Semua tindakan ini akan membantu Taiwan mengirim pesan ke China bahwa jika perang pecah, itu akan memakan waktu lama, mahal dan berdarah. Namun melihat ukuran pertahanan militer Taiwan terkini, skenario terbaik baginya tataplah konflik tidak pernah terjadi.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbandingan Militer China vs Taiwan, Bagaimana Taipei Mempertahankan Diri dari Beijing?"Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest