Presiden AS 'Kejar' Vladimir Putin untuk Teken Perjanjian Nuklir AS-Rusia Karen Makin Mengkhawatirkan

Selasa, 02 Agustus 2022 | 10:43
Commonspace.eu

Ilustrasi Presiden AS Joe Biden dan Vladimir Putin yang bersiap untuk teken perjanjian nuklir baru

Nextren.com -Presiden AS Joe Biden tengah berupaya 'mengejar' Vladimir Putin untuk meneken perjanjian nuklir AS-Rusia baru.

Presiden AS nampak tak bisa lagi berkompromi dengan persaingan nuklir antara Barat dan Rusia yang semakin mengkhawatirkan, sehingga ia ingin mengajak Putin untuk mengadakan perjanjian nuklir AS-Rusia.

Wacana perjanjian nuklir AS-Rusia ini menjadi kabar baik bagi masyarakat global di tengah tensi persaingan persenjataan nuklir yang meningkat signifikan sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Peringatkan AS: Rusia Tak Akan Diam Saat AS Ingin Dominasi Laut Dunia

Dilansir dari Reuters, Joe Biden mengatakan pada hari Senin (1/8) bahwa ia siap mengejar perjanjian nuklir AS-Rusia.

Joe Biden meminta Moskow untuk bertindak dengan itikad baik dalam permintaan perjanjian nuklir baru.

Presiden berumur 79 tahun ini mengingatkan Moskow tentang perkataan Vladimir Putin yang menyebutkan bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir apa pun.

"Pemerintahan saya siap untuk segera menegosiasikan kerangka kontrol senjata baru untuk menggantikan New START yang akan berakhir pada 2026," ujar Biden.

"Tetapi negosiasi membutuhkan mitra yang bersedia beroperasi dengan itikad baik," sambungnya.

"Rusia harus menunjukan bahwa mereka siap untuk melanjutkan pekerjaan seputar pengendalian senjata nuklir dengan Amerika Serikat," ujarnya.

Selain Rusia, Biden juga meminta China "untuk terlibat dalam diskusi yang akan mengurangi resiko salah perhitungan dan mengatasi dinamika militer yang tidak stabil."

Pernyataan Joe Biden menggarisbawahi perjanjian nuklir AS-Rusia merupakan salah satu cara terpenting untuk mengatasi potensi krisis nuklir di masa kin dan masa mendatang.

Baca Juga: Terpojok Serangan Balasan Ukraina, Strategi Perang Rusia Kini Fokus Bertahan!

Di lain sisi, Rusia cenderung meragukan dan mempertanyakan bagaimana komitmen AS terkait pembuatan perjanjian nuklir baru.

Dilansir dari Reuters, Misi Rusia untuk PBB mempertanyakan apakah AS siap untuk berunding, sekaligus menuduh Washinton menarik diri dari pembicaraan dengan Moskow mengenai stabilitas strategis atas konflik Ukraina.

"Sudah saatnya Washington mengamblik keputusan, berhenti terburu-buru, dan memberi tahu kami dengan jujur apa yang mereka inginkan, meningkatkan esklasi keamanan internasional atau memulai negosiasi yang adil," ujar Rusia di forum PBB.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 setelah Kecam Nuklir Iran, Pertanda Apa?

Menanggapi hal tersebut,Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada konferensi PBB bahwa Washington berkomitmen untuk mencari solusi pengurangan resiko komprehensif yang akan mencakup saluran komunikasi yang aman di antara negara-negara pemilik senjata nuklir.

"Kami siap bekerja dengan semua mitra, termasuk China dan lainnya, dalam upaya pengurangan resiko dan stabilitas strategis," ujar Blinken.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto