Saat dipakai sebagai bahan bakar mesin pembakaran dalam, H2 hanya menghasilkan energi sebesar 130 MJ/kg.
Sebagai perbandingan, bahan bakar diesel atau bensin menghasilkan energi sebesar 40-43 MJ/kg.
Menurut Prof Yus, maka ada kekurangan energi 50 MJ/kg dari 180 MJ/Kg kebutuhan energi untuk memroses elektrolisis air menjadi H2 dan dijadikan energi bahan bakar.
Maka meskipun dipakai untuk mesin pembakaran dalam, H2 tetap butuh bantuan dari energi lain seperti BBM.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi AS Minta Perwira Muda Bersiap untuk Perang Robot dan Drone
Pasalnya, kekurangan energi 50 MJ/kg itu membuat H2 tidak bisa dipakai sebagai energi tunggal untuk mesin.
Tetap dibutuhkan bantuan bahan bakar BBM sehingga hasilnya membuat konsumsi BBM menjadi lebih irit.
Jadi menurut Prof Yus, jika disebut sebagai pengganti bahan bakar maka jelas tidak bisa, tapi bisa dibilang sebagai alat penghemat bahan bakar.
Prof Yus menambahkan, sebenarnya teknologi ini sudah ada lama, namun memang kurang efektif.