Umumnya serangan ini dilakukan dengan penargetan khusus disertai infrastruktur kritis. Nama siber BlackEnergy mulai dikenal publik sejak 2015 silam.
Tepatnya setelah responden keamanan siber Ukraina, Marina Krotofil mengungkap serangan ini.
Siber BlackEnergy diketahui telah menyerang jaringan listrik milik Ukraina. Bahkan serangan siber ini sukses membuat Ukraina mengalami pemadaman yang berkepanjangan hingga membuat 80.000 warganya kesulitan menggakses listrik.
Baca Juga: Hacker Dilaporkan Bajak Kapal Mewah Putin, Rusia Makin Kacau?
2. Serangan NotPetya
Siber ini diklaim menjadi serangan yang paling mahal dalam sejarah perentasan. Meski para ahli tak dapat memastikan jika serangan ini diciptakan oleh hacker asal Rusia, namun AS dan UE percaya jika serangan ini berasal dari negara pimpinan Vladimir Putin.
Untuk cara kerjanya, hacker tersebut akan menyelipkan pembaruan perangkat lunak pada alat akuntansi populer yang digunakan di Ukraina. Dengan cara ini, serangan NotPetya dapat menghancurkan sistem komputer pada ribuan perusahaan. Akibat dari serangan tersebut perusahaan yang menjadi korban merugi hingga yang 10 miliar dolar AS.
3. Serangan Colonial Pipeline
Serangan ini terjadi pada 2021 silam, dan menargetkan perusahaan minyak asal AS, Colonial Pipeline. Dengan merentas sistem, para hacker tersebut sukses membuat tertutupnya jaringan vital pada saluran pipa minyak.
Akibat dari serangan ini Colonial Pipeline tak dapat memasok solar, bensin dan bahan bakar jet ke wilayah timur tengah. Bahkan para hacker tersebut meminta tebusan hingga 4,4 juta dolar AS yang di bayarkan dalam bentuk Bitcoin.
Meski serangan peretasan ini tidak dilakukan oleh pemerintah Rusia, namun sejumlah ahli menyebut jika siber yang menjadi dalang dari aksi ini, merupakan ransomware DarkSide asal Rusia.