Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina masih berlangsung dan mendapatkan perlawanan sengit dari Ukraina yang dibantu negara-negara NATO.
Banyak negara meminta Rusia menghentikan serangan ke Ukraina tersebut, dan sebenarnya memang didengar Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun Putin mengatakan bahwa operasi militernya di Ukraina bisa disetop asalkan Ukraina berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.
Hal tersebut disampaikan Putin ketika berbicara via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Layanan pers Kremlin, dilansir media Rusia TASS, Minggu (6/3/2022), melaporkan pembicaraan kedua pemimpin tersebut.
Baca Juga: Aplikasi VPN Mendadak Populer di Rusia, Atasi Pembatasan Internet!
Kremlin melaporkan bahwa dalam pembicaraan itu, Vladimir Putin memberikan informasi kemajuan operasi militer khusus dalam melindungi Donbass. Putin juga menyampaikan pendekatan dan penilaian utama dalam konteks ini, serta menjelaskan secara rinci tujuan dan tugas yang ditetapkan.
“Ditekankan bahwa operasi khusus berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai jadwal,” sambung Kremlin, sebagaimana dilansir TASS.
Selama percakapan, Putin mengonfirmasi kesiapan pihak Rusia untuk berdialog dengan pihak berwenang Ukraina dan mitra asing untuk menyelesaikan konflik.
Menurut Rusia, setiap upaya proses negosiasi yang gagal telah dimanfaatkan tentara Ukraina untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan sarananya.
Karena itu, Rusia menegaskan bahwa penghentian operasi khusus hanya mungkin jika Ukraina menghentikan aksi militer dan memenuhi tuntutan Rusia yang telah dibuat dengan sangat jelas.
Apa itu tuntutan Rusia kepada Ukraina dan NATO?
Dalam sebuah pesan video Selasa (1/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov, meminta jaminan keamanan yang mengikat secara hukum dari NATO.
Masalah utamanya adalah mendekatnya Ukraina ke NATO telah memberikan ancaman keamanan serius bagi Rusia.
Bila Ukraina resmi menjadi anggota NATO, maka NATO bisa membangun pangkalan militer di Ukraina.
Baca Juga: Putin Minta Daftar Negara yang Beri Sanksi ke Rusia, Indonesia Masuk Daftar?
Apalagi, Rusia memiliki persoalan konflik teritorial dengan Kyiv terkait Krimea dan Donbass.
Ringkasnya, Rusia tak ingin Ukraina menjadi anggota NATO dan memiliki persenjataan militer.
Maka serangan ini akan dihentikan Putin jika Ukraina berhenti berproses menjadi anggota NATO serta senjata Ukraina dilucuti.