Baca Juga: Item Gratis untuk Pemain Free Fire dari Garena Jelang Natal dan Tahun Baru
“Kalau suatu kota atau wilayah destinasi tidak dibranding, saingannya itu banyak. Jadibrandingitu ibarat mangkuk, mewadahi produk supaya bisa bercampur dengan konsumen di dalamnya,” tegas Hermawan.
Senada dengan Hermawan, Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih tertinggal dari negara Asia lainnya.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata besar tetapi masih kurang dalam hal implementasi. Begitu pula dengan pemanfaatan teknologi untuk mendorong kesadaran wisatawan akan adanya destinasi lain di Indonesia selain Pulau Bali.
“Posisi kita (Indonesia) masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia terkait kualitas destinasi wisata,” ujar Sandiaga.
Pemerintah pusat melakukan beragam upaya dalam mendukung perwujudan pembangunan berbasis smart city, terutama di kawasan wisata.
Upaya dimulai dari adanya infrastruktur yang memadai, hingga kecakapan masyarakat dalam menggunakan fasilitas dan teknologi yang ada.
Baca Juga: Nvidia Umumkan 3 GPU Mobile Baru untuk Laptop Gaming Entry-Level
“Fokus kita harus diutamakan padainformation and technology readiness (ICT readiness). Baik pada lima destinasi superprioritas maupun destinasi prioritas,” ujarnya.
Langkah tersebut, kata Sandiaga, bisa tempuh dengan cara kolaborasi. Artinya, berbagai pihak, baik dari swasta maupun kementerian harus berembuk untuk membuat strategi yang tepat guna.
Menanggapi paparan Sandiaga,Leonardo Adypurnamamenyatakan bahwaBadan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas)juga ikut berpartisipasi dalam merancang programpemampu (enabler) bertajuk “Integrated Tourism Master Plan” untuk mewujudkan daya saing pariwisata.