Selain itu, Pemkot Balikpapan juga menyediakan pelatihan bagi pembuat kue, peracik kopi, dan pengrajin suvenir. Dengan demikian,kualitas produkmeningkat danbisa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan.
Semua yang dilakukan oleh Pemkot Balikpapan tersebut merupakan bagian dari langkah pembangunan berbasissmart city, yaknicity branding.
Baca Juga: Capai Puncak Pelaksanaan, Gerakan Menuju Smart City 2021 Berhasil Bimbing 70 Kabupaten dan Kota
Contoh lain dari langkahsmart city brandingdapat dilihat di Kota Surakarta. Untuk mempromosikan potensi budaya yang dimiliki, Pemkot Surakarta mengadakan festival tari, musik, dan teater.
Tidak tanggung-tanggung, Pemkot Surakarta juga menggelar Solo International Performing Arts (SIPA) pada awal Oktober 2021. Festival tersebut berlangsung secaraoffline, kemudian ditayangkan secaraonlinemelalui kanal Youtube dan media sosial.
Dengan penayangan festival yang dilakukan secarahybrid, masyarakat dari seluruh Indonesia atau bahkan dunia dapat menikmati pertunjukan seni SIPA 2021.
Diperlukan strategi yang jelas
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh kabupaten dan kota untuk mempromosikan citra dan potensi wisata melalui pendekatancity branding. Tidak melulu membutuhkan biaya, terkadang strategicity brandinglebih membutuhkan ketepatan dan kejelian.
Baca Juga: Bantu Pembangunan Ibukota Baru, Qlue Bangun Ibukota Smart City
Hal lain yang tidak kalah penting adalah memiliki strategicity brandingyang jelas, mulai dari mengidentifikasi potensi yang dimiliki sampai target pasar yang ingin disasar.
Strategi peningkatan citra kota inilah yang akan dibahas pada Penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021 yang akan diselenggarakan di ICE BSD, Kamis (14/12/2021).