Nextren.com – Gerakan Menuju Smart City 2021 telah mencapai puncak pelaksanaan. Penutupan gerakan tersebut akan dilangsungkan pada 14 Desember 2021 di International Convention Center (ICE) BSD, Banten.
Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City merupakan program yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2017 untuk mengakselerasi terbentuknya kota dan kabupaten berbasis smart city di Indonesia.
Melalui gerakan tersebut kabupaten/kota terpilih dibimbing untuk menyusun rencana induk pembangunan berbasis smart city berdasarkan tantangan dan potensi masing-masing.
Pada pelaksanaannya, Kemenkominfo didukung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian PAN-RB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), serta Kantor Staf Kepresidenan.
Kemudian, Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Baca Juga: 3 Kendala Hadirkan Layanan 4G di Pelosok Indonesia, Menkominfo: Lahan Itu Penting!
Pada 2017 hingga 2018, Gerakan Menuju Smart City berhasil membimbing 100 kabupaten/kota. Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, Gerakan Menuju Smart City 2021 difokuskan untuk mendukung program pengembangan kawasan wisata prioritas yang dicanangkan pemerintah dan ibukota negara baru.
Oleh sebab itu, pada 2021gerakan ini difokuskan membimbing 70 kabupaten/kota. Sebanyak 48 kabupaten/kota dari jumlah tersebut telah menjalani serangkaian bimbingan teknis yang dipimpin oleh akademisi dan praktisi smart city.
Terkait pariwisata, saat ini ada 10 destinasi wisata yang tengah dikembangkan untuk menjadi “Bali Baru”. Kabupaten/kota yang dipilih berlokasi di wilayah destinasi pariwisata prioritas tersebut dan ibu kota negara baru.
Pendekatan smart city diharapkan turut mengakselerasi pengembangan kesepuluh destinasi prioritas. Pasalnya, sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat dengan enam pilar smart city, yakni smart economy, smart infrastructure, smart governance, smart environment, smart people, smart branding, dan smart living.
Contoh penerapannya, pilar smart society dapat mengembangkan literasi digital masyarakat di lokasi destinasi wisata sehingga membuahkan kreativitas penduduk lokal dalam menyambut wisatawan. Sementara, dengan smart environment, pemanfaatan potensi alam secara berkelanjutan dapat diterapkan di destinasi wisata.