Follow Us

Cara Kerja End-to-end Encryption WhatsApp Menurut Pakar IT ITB, Amankah?

Randy Fauzi F - Rabu, 24 Februari 2021 | 18:30
WhatsApp
express.co.uk

WhatsApp

Nextren.com - Bagi pengguna aktif media sosial, pasti sudah tidak asing lagi dengan sistem keamanan end-to-end encryption.

Hampir semua aplikasi media sosial menggunakan sistem keamanan tersebut dalam layanannya.

Seperti WhatsApp misalnya, aplikasi milik Facebook itu telah menerapkan sistem keamanan end-to-end encryption sejak lama.

Baca Juga: Jika Tolak Kebijakan Baru WhatsApp, Pengguna Tidak Bisa Baca dan Balas Pesan

WhatsApp menerapkan sistem keamanan tersebut pada tiap ruang obrolan, baik pribadi maupun grup.

Mereka juga mengklaim bahwa sistem tersebut mencegah pihak ketiga, termasuk WhatsApp sendiri untuk membaca isi pesan yang dikirim.

Sehingga sistem end-to-end encryption disebut sebagai sistem keamanan yang paling aman.

Baca Juga: Penting! Ini Aturan WhatsApp Terkait Akses Data Pribadi Penggunanya

Lantas, bagaimana mekanisme end-to-end encryption bekerja? Dan seberapa amankah enkripsi seperti itu?

Selengkapnya bisa kamu baca di halaman berikutnya, langsung dari pakarnya.

Praktisi IT dan ahli keamanan informasi ITB Bandung, Budi Rahardjo, menerangkan bagaimana end-to-end encryption bekerja.

Dalam video di channel YouTube pribadinya, Budi mengambil contoh dari ruang obrolan pribadi WhatsApp.

Dicontohkan bahwa pengguna A akan mengirim pesan berisi "ini pesan rahasia" ke pengguna B.

"Sesungguhnya yang terjadi di aplikasi WhatsApp ini akan mengubah pesan tersebut, mengacak pesan sehingga nanti bentuknya kayak gini (teracak)," ujar Budi.

Baca Juga: Pesan WhatsApp Terkirim 41 Ribu per Menit, Video Call Lebih Banyak Lagi

Proses perubahan isi pesan inilah yang disebut dengan enkripsi atau encryption.

Isi pesan teracak dikirimkan WhatsApp dari pengguna A ke pengguna B.

Proses end-to-end encryption WhatsApp.
YouTube/Budi Rahardjo

Proses end-to-end encryption WhatsApp.

Baca Juga: WhatsApp Sedang Uji Coba Fitur Kirim Video ke Teman Dengan Mode Mute

"Kalau ada orang yang mau menyadap, jaringan yang mau menyadap, operator yang mau menyadap, angka itu (pesan teracak) yang disadap," lanjut Budi.

Nanti, WhatsApp akan menerima pesan dari pengguna A ke pengguna B dalam bentuk teracak.

Program WhatsApp akan mengembalikan isi pesan ke bentuk pesan semula. Proses inilah yang disebut dengan dekripsi atau decryption.

Proses pengubahan isi pesan menjadi pesan teracak, lalu dikembalikan lagi menjadi pesan normal itu disebut sebagai end-to-end encryption.

"Kenapa disebut end-to-end? Karena dari satu end, dari satu sisi pengirim dan dari sisi penerima itu dienksripsi," jelas Budi.

"Sehingga dia dikirimkan lewat jalur apapun itu, kalaupun disadap itu teks yang ngaco-ngaco tadi (pesan teracak)," lanjutnya.

WhatsApp tidak menampilkan proses encryption yang dilakukan agar tidak membingungkan pengguna.

Budi pun menegaskan dengan sistem end-to-end encryption tidak ada pihak yang bisa membaca isi pesan, termasuk WhatsApp sendiri.

Kemudian, isi pesan asli hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima.

Selain isi pesan, ada beberapa elemen lain yang juga dienkripsi oleh WhatsApp.

Dalam blog resminya, tercatat tujuh elemen dalam aplikasi yang dilindungi end-to-end encryption.

Ketujuh elemen tersebut antara lain, pesan, foto, video, pesan suara, dokumen, pembaruan status, dan panggilan masuk/keluar. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest