Partikel droplet yang terkena ke lawan hanya seperempat dari droplet skenario pertama.
Baca Juga: Sharp Umumkan Temuan Teknologi Plasmacluster Bisa Bantu di Pandemi Ini
Sementara di skenario ketiga, subyek menoleh ke samping untuk berbicara dengan rekan di sebelahnya.
Hasilnya, orang tersebut akan terpapar lima kali lebih banyak dari jumlah droplet yang dihasilkan dari skenario pertama.
Simulasi tersebut dijalankan oleh supercomputer Fugaku.
Sebagai informasi, Fugaku merupakan komputer yang dibangun oleh Fujitsu Limited dan institut riset Riken Center for Computational Science.
Fugaku berada di posisi teratas dalam urutan komputer super terkencang di dunia, Top500.
Sejak pandemi Covid-19, Fugaku sering digunakan untuk menjalankan simulasi penyebaran virus corona di berbagai tempat, termasuk di kereta api, ruang kerja, dan ruang kelas.
Selain posisi duduk, faktor kelembapan udara juga diklaim dapat memengaruhi seberapa mudah droplet untuk tersebar.
Baca Juga: Singapura Sebar Drone Otomatis Untuk Rekam Warga yang Tidak Mau Jaga Jarak Selama Pandemi Covid-19
Para peneliti menemukan bahwa partikel droplet akan lebih sedikit tersebar pada tingkat kelembapan lebih tinggi.
Dihimpun KompasTekno dari Forbes, Jumat (23/10/2020), studi tersebut turut membuktikan bahwa penggunaan humidifier di dalam ruangan dapat membantu membatasi penyebaran di ruangan tertutup.