Dengan demikian, fitur belanja bisa membuat channel kreator bisa menambah jumlah subscribersnya.
Baca Juga: Google Play Music Ditutup Bulan September, Diganti YouTube Music
Baca Juga: Mau Nonton ITZY di YouTube Fanfest Hari Ini? Gini Loh Caranya
Demi Tingkatkan Bisnis
Menariknya, laporan Bloomberg menyebutkan kalau upaya pengadaan fitur belanja di YouTube ini bukan hanya untuk konsumen semata.
Bloomber Intelligence mencatat bahwa pasar e-commerce diprediksi akan tumbuh sebesar 2.8 triliun USD di tahun 2025.
Prediksi itu lah yang nampak membuat Google tergiur untuk ikut masuk ke dalam bisnis.
Selain itu, matinya bisnis travel dan bisnis di masa pandemi yang dikatakan sebagai pengiklan utama Google, membuat perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Ungkapan Bloomberg pun senada dengan survei RBC Capital yang menyebutkan kalau e-commerce akan menjadi segmen yang panas dan optimistis.
Hal itu dapat dilihat dari keberhasilan Facebook yang meningkatkan saham perusahaannya setelah meluncurkan fitur "Toko" di platformnya.
Mungkinkah YouTube akan menjadi platform e-commerce yang dapat menjadi andalan konsumen?
Baca Juga: YouTube Uji Coba Fitur Baru, Bisa Belanja Langsung di Platform