Baca Juga: Fiberisasi XL Axiata Capai 200 Kota dan Kabupaten, Antisipasi Jaringan 5G
Bakal "mampir" ke darat
Tak selamanya di bawah laut, aneka kabel ini bakal dinaikkan ke permukaan dan "mampir" pada satu titik di suatu kawasan atau negara.
Titik ini biasa dijuluki dengan landing points.
Kabel bawah laut AAG sendiri, yang panjangnya mencapai 20.000 km, memiliki sejumlah landing points yang berada di luar wilayah Indonesia (daftarnya bisa dilihat di tautan berikut) dan memiliki kapasitas transmisi data maksimum hingga 1,92 TB per detik.
Berikut ilustrasi panjang kabel AAG yang menghubungkan beberapa negara Asia dengan Amerika Serikat, dengan titik landing points yang diwakili dengan lingkaran berwarna putih.
Lantas, apakah kabel bawah laut AAG yang diperbaiki bisa memengaruhi layanan internet di Indonesia?
Indonesia andalkan AAG?
Johar Alam Rangkuti, Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia mengatakan bahwa sekitar 90 persen trafik internet di Indonesia masih mengandalkan kabel bawah laut SeaMeWe-3, bukan AAG.
Sehingga, pemerliharaan kemarin seharusnya tidak begitu berpengaruh terhadap layanan internet di Indonesia.
Ilustrasi jalur kabel bawah laut SeaMeWe-3 bisa disimak di gambar berikut.