Laporan wartawan Nextren, Wahyu Subyanto.
Nextren.com - Operator seluler 3 Indonesia berupaya meningkatkan cakupan jaringan dan pengalaman pelanggan selama masa adaptasi kebiasaan baru.
Di fase adaptasi kebiasaan baru ini, semakin banyak kantor yang menerapkan aturan okupansi 50% untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19.
Aturan ini membuat sebagian pegawai yang bekerja di gedung kantor harus berkoordinasi dengan koleganya yang bekerja di rumah secara online.
Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan internet yang andal. Namun, konektivitas di gedung-gedung tinggi seringkali tidak stabil karena lebih rentan terhadap gangguan sinyal.
Untuk menjawab kebutuhan ini, 3 Indonesia, berkolaborasi dengan operator telekomunikasi Jepang NTT DOCOMO, Inc, menerapkan teknologi Narrow Beam Antenna yang diklaim mampu mengatasi ketidakstabilan jaringan di gedung-gedung tinggi.
Teknologi ini dipasang di atas menara seluler untuk meningkatkan kekuatan dan penetrasi sinyal ke dalam ruangan (indoor) di dalam gedung.
Hasilnya, lantai-lantai tinggi di dalam gedung diklaim mendapatkan penguatan sinyal dan pelanggan dapat menikmati jaringan yang lebih kuat dan stabil.
Baca Juga: Trafik Data Naik 40 Persen Lebih, XL Axiata Siapkan 5G Lewat Fiberisasi Jaringan
Solusi Narrow Beam Antenna kini telah diimplementasikan di enam area Jabodetabek yaitu Kuningan, Casablanca, Pancoran, Jatinegara, Meruya, dan Bintaro.
Chief Technical Officer of Hutchison 3 Indonesia, Desmond Cheung, dalam keterangannya kepada Nextren mengatakan, “Sebagian besar dari lalu lintas data di area metropolitan berasal dari dalam ruangan (indoor)."