SOalnya jika tidak diatur, maka beda kecepatan roda depan dan belakang ini akan membahayakan handling motor.
Cara kerjanya, sistem kontrol traksi akan menyuruh ECU untuk memutus akselerator.
Ini bisa dilakukan berkat teknologi ride by wire, lewat hubungan listrik di akselerator dan katup throttle.
Cara lain untuk mengontrol traksi roda belakang adalah dengan mengatur timing pengapian silinder, bisa dengan mematikan percikan api di salah satu silinder.
Baca Juga: Jepang Akan Susul India dan Amerika Bakal Blokir Aplikasi TikTok
Bahkan sistem elektronik ini juga bisa menghitung sudut kemiringan motor dan posisi gigi motor, sebelum sistem otomatis membuat keputusan.
Semua data tersebut diatur dan diputuskan hanya dalam sepersekian detik dalam sebuah keputusan otomatis yang nyaris tidak terlihat.
Bagaimana penerapan teknologi ini saat di lapangan.
Misalnya saat pebalap menikung miring 60 derajat. Maka jika pebalap memutar gas terlalu dalam keluar dari tikungan, maka mesin akan mengirim data bahwa torsi mesin terlalu besar. Efeknya adalah roda belakang bisa slip.
Baca Juga: Airbus Sukses Uji Pesawat Naik dan Mendarat Otomatis Tanpa Peran Pilot
Naha saat itulah sensor kecepatan segera mengirim sinyal ke ECU bahwa roda belakang berputar terlalu cepat.
Software di motor akan membandingkan data tersebut dengan data yang sudah dimasukkan tim engineer.