Follow Us

Perusahaan Telekomunikasi China Dituduh Pengaruhi Tokoh Penting Lewat Jebakan Jabatan Hingga Wanita Cantik

None - Kamis, 09 Juli 2020 | 17:32
China Mata-matai Turis Asing Lewat Ponsel yang Dibawa
Breitbart

China Mata-matai Turis Asing Lewat Ponsel yang Dibawa

Nextren.com - Huawei kembali dituding menjadi kuda troya spionase China.

Kini ada kontroversi terbaru yang menyelimuti perusahaan telekomunikasi China.

Mengutip BBC, Rabu (8/7), sebuah dokumen yang didapat dengan bantuan mantan mata-mata agen rahasia Inggris, MI6, menuding Tiongkok berusaha memanipulasi sejumlah figur penting di Inggris, termasuk para politikus.

Tujuannya mendukung bisnis raksasa telekomunikasi tersebut di Inggris.

Tudingan ke Huawei kembali menyoroti dunia gelap spionase China, sebuah program perekrutan agen dan program ambisius untuk menebarkan pengaruhnya di seluruh dunia.

Baca Juga: Mantan Bos Google Bela Amerika yang Memblokir Huawei Lewat Asumsi Ini

Menurut dokumen itu, setiap perusahaan besar Negeri Panda yang beroperasi di dunia, diduga telah menempatkan "sel" atau 'orang suruhan' di dalamnya.

Selanjutnya sel itu bertanggung jawab kepada Partai Komunis China yang berkuasa, untuk memudahkan agenda politik dan memastikan bahwa perusahaan itu mematuhi perintah politik.

Itu sebabnya para ahli tentang masalah China berani menegaskan, bahwa Partai Komunis China yang beroperasi di Inggris sering kali berkedok bisnis untuk menyamarkan spionase mereka.

Baca Juga: Dugaan Pencurian Data TikTok Ramai di Indonesia, Tuduhan Amerika Benar?

"Mesin partai ada di mana-mana. Bagi China, bisnis tak bisa dipisahkan dari politik," tuding seorang ahli masalah China.

Partai Komunis China mempunyai 93 juta anggota, banyak di antara mereka ditempatkan atau disembunyikan di berbagai organisasi di luar negeri.

Mereka bisa ditugaskan untuk menghimpun informasi rahasia, khususnya di bidang teknologi, termasuk telekomunikasi.

Menurut para ahli itu serta sasaran yang memegang posisi penting di perusahaan asing, direkut atau dibujuk dengan menggunakan sejumlah metode.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Mata-Mata Tiongkok, CEO Zoom Perjelas Posisi Perusahaan

Apa saja metodenya? Memasang jebakan.

Pendekatan pertama biasanya dikenal dengan sebutan insentif positif.

Khususnya jika menyasar target yang bukan warga negara China.

Di negara barat, insentif itu bisa berupa undangan menghadiri pertemuan bisnis di China, tawaran bantuan keuangan bagi perusahaan yang mengalami kesulitan, atau tawaran menduduki posisi direktur noneksekutif.

Dalam beberapa kasus, bentuknya bisa berupa tawaran uang yang dapat mengubah taraf kehidupan.

Baca Juga: TikTok Populer, CEO Reddit Tuduh Sebagai Aplikasi Parasit dan Mata-Mata

Selama 10 tahun hingga 15 tahun terakhir, muncul kesiapan yang semakin baik dari China untuk memburu orang-orang asing, yang memegang posisi strategis dengan memberikan insentif.

Namun di wilayah China, metode perekrutan untuk spionase dilakukan dengan cara yang lebih seram.

Antara lain, dengan cara memberikan tekanan kepada anggota keluarga mereka, pada dasarnya bisa dibilang pemerasan.

Bahkan hingga dibuat sebuah jebakan bagi pengusaha dari negara Barat yang lengah.

Baca Juga: ToTok Messanger Dihapus lagi dari Google Play Store Karena Dianggap Mata-mata

Biasanya calon "korban" akan bertemu wanita cantik.

Kemudian pertemuan mereka direkam secara diam-diam.

Selanjutnya rekaman itu digunakan sebagai tekanan ke korban.

"China sangat lihai memasang jebakan di wilayahnya sendiri," kata seorang pebisnis Inggris yang pernah bekerja di China.

Jebakan-jebakan itu biasanya dioperasikan oleh Kementerian Keamanan Negara.

Baca Juga: Program Baru Pentagon AS: Drone Pemburu yang Mampu Menembak Drone Mata-mata Dengan Jaring

Operasi dijalankan oleh Dinas Keamanan Nasional tingkat provinsi, yang masing-masing membawahi wilayah berbeda.

Biro Shanghai misalnya mencakup wilayah Amerika Serikat, Beijing membawahi Rusia dan negara-negara bekas Soviet, Tianjin mencakup Jepang dan Korea dan sebagainya.

"Cara ini bervariasi, mulai dari spionase dengan sasaran tertentu dan spionase siber skala besar, pencurian hingga mengkooptasi para ahli di dunia industri, baik tanpa atau dengan sepengetahuan mereka. Bersama dengan Rusia, China menjadi ancaman mata-mata terbesar bagi Inggris," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Kisah spionase China: uang, iming-iming jadi bos hingga bertemu cewek cantik

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest