Lalu ia tulis membutuhkan dokter untuk mereview ventilatornya.
Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan dokter anestisi, Ike Sri Rezeki dari Unpad.
Baca Juga: Stiker Animasi di WhatsApp Akan Meluncur Minggu Besok, Seperti Apa?
Syarif Hidayat, Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) saat uji coba purwarupa produk ventilator darurat yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia).
Dengan tegas Ike mengatakan, rancangan Syarif bagus dan banyak.
Namun yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah Continous Positive Airway Pressure (CPAP).
CPAP adalah satu fungsi paling sederhana pada ventilator untuk memberikan tekanan positif pada paru-paru agar terus mengembang, tidak kuncup.
Ini penting, karena Covid-19 menghasilkan lendir yang membuat paru-paru tidak bisa menerima oksigen.
Baca Juga: ROG Phone III Bakal Dirilis Tanggal 22 Juli di Acara ROG Game Changer
“Saya bimbang, karena yang dipakai alat sederhana, tidak menantang banget. Karena yang saya buat terbilang canggih."
"Tapi dalam ekosistem inovasi, voice of customer sangat penting. Makanya saya libatkan dokter,” ucap dosen ITB ini mengungkapkan.
Ia akhirnya menyetujui permintaan Ike.