Nextren.com - Demam bersepeda sedang melanda masyarakat Indonesia, seiring mulai dibukanya aktifitas ekonomi, setelah penerapan PSBb setelah 3 bulan.
Selain untuk kesehatan, mereka tampaknya masih khawatir tertular covid-19 jika menggunakan angkutan umum untuk berangkat kerja.
Maka toko-toko sepeda dibanjiri pembeli, bahkan banyak yang kehabisan.
Seiring makin maraknya pengguna sepeda, ada merek sepeda yang sangat populer dam punya gengsi tinggi bagi pemakainya.
Merek sepeda itu adalah Brompton dan berasal dari negara Inggris.
Baca Juga: Hape BM Belum Terblokir, Ternyata Blokir IMEI Baru Bisa Efektif Berjalan Awal Juli Nanti
Tak hanya khusus bagi penggemarnya, nama Brompton pun pasti dikenal atau setidaknya terdengar nyaring di kuping para penikmat sepeda jenis lainnya.
Pasalnya, kehebohan yang terjadi menyusul fenomena kenaikan harga sepeda lipat handmade produksi London, Inggris, ini hingga menembus harga yang tak wajar menjadi perhatian publik.
Sejumlah pakar ekonomi menilai, kondisi tersebut terjadi karena tingginya angka permintaan yang dibarengi dengan minimnya pasokan, sehingga memengaruhi harga jual. Lalu, ada pula yang berpendapat, kegaduhan dari harga tersebut terjadi karena tren yang memuncak, serta kebutuhan gengsi dari segmen tertentu pada konsumen di Indonesia.
Baca Juga: Ponsel Misterius Vivo Muncul di GeekBench Dengan Kode 2004
Namun, terlepas dari hal tersebut, mereka yang awam tentu akan bertanya-tanya tentang apa yang menjadi kelebihan Brompton yang mahal ini dibandingkan sepeda lain. Begitu bukan?
Untuk varian standar Brompton di pasar Indonesia, saat kondisi normal, kira-kira berada di rentang harga Rp 25 juta-Rp 50 juta per buah, tergantung modelnya.
Namun, sebenarnya di Indonesia terdapat sejumlah sepeda lipat pada rentang harga tersebut, yang juga beredar di pasaran, bahkan lebih mahal.
Lalu, kenapa Brompton yang dihebohkan?
Baca Juga: Benda Mirip UFO Terlihat di Langit Depok, Netizen Heboh di Instagram
Banyak orang menjawab, atensi publik menjadi lebih besar terhadap merek ini ketika sepeda Brompton tersebut disandingkan dengan motor gede Harley-Davidson, dalam kasus penyelundupan Garuda Indonesia, beberapa waktu lalu.
Lantas, kembali ke pertanyaan awal, apa sebenarnya keistimewaan dari sepeda yang desainnya pertama kali dirancang pada tahun 1979 ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, Kompas.com berbincang dengan Debyo Surya Setiyawan dan Reza Teha dari Yogyakarta.
Keduanya adalah penikmat sepeda Brompton, yang juga pendiri komunitas Brompunk, sebuah gerakan sosial untuk melestarikan aktivitas bersepeda.
Baca Juga: Apple Hapuskan Ribuan Game Mobile di App Store Khusus di Cina
“Saya menabung selama tiga tahun untuk membeli Brompton,” ujar Debyo mengawali perbincangannya.
Kini, Debyo memiliki dua sepeda Brompton, masing-masing berjenis M6R dan varian khusus NineStreet M6L.
Huruf M pada kode tersebut mengacu pada jenis handlebar (setang) sepeda.
Pilihan lainnya ada tipe S, P, dan H.
Angka "6" menunjukkan tingkat percepatan (speed) yang dimiliki sepeda tersebut.
Baca Juga: Rumor itu Nyata, Gojek PHK 430 Karyawan Dengan Pesangon Ini
Pilihan standar lainnya ada single speed, 2 speed, dan 3 speed.
Sementara itu, kode R dan L merujuk pada ketersediaan rak di bagian belakang.
R berarti sepeda tersebut dilengkapi dengan rak, sementara L hanya dilengkapi sepatbor.
Satu jenis lainnya berkode E, yang artinya ban tak dilengkapi rak maupun sepatbor, alias polos.
Perbedaan spesifikasi di atas tentu akan membedakan harga jual dari masing-masing sepeda.
Baca Juga: Pengguna 5G Tahun 2025 Diprediksi Mencapai 2.8 Miliar, Termasuk Indonesia?
Kendati demikian, pada umumnya, material utama pada rangka sepeda dibuat dengan kualitas dan material yang sama.
Kalaupun ada pilihan lain, ada pilihan varian yang pada bagian triangle dan fork, menggunakan bahan titanium, untuk bobot yang lebih ringan.
Selebihnya, rangka sepeda Brompton menggunakan material steel, yang dibuat secara manual satu per satu (handmade).
Baca Juga: Inilah Kegiatan yang Paling Banyak Dilakukan di Internet Selama WFH
Lipatan
Di antara semua spesifikasi Brompton, Debyo merasa kelebihan utama sepeda ini ada pada kerapian tingkat keakuratan ketika sepeda dilipat.
“Paling nyaman untuk dibawa-bawa ketika travelling,” tutur Debyo.
Sebagai informasi, berat sepeda Brompton klasik ada di kisaran 11 kilogram.
Untuk versi titanium tentu akan terasa sedikit lebih ringan.
Sementara itu, Reza berpendapat, aspek "buatan tangan" pada sepeda ini menjadi keunggulan tersendiri.
Baca Juga: Oppo Serahkan Donasi Terakhir Sejernih Depan Mata ke Dompet Dhuafa
Buatan tangan "Pertama, Brompton handmade," sebut dia.
Aspek buatan tangan tersebut diyakini menghasilkan sepeda yang lebih presisi dan rapi dibandingkan sepeda yang diproduksi massal dengan mesin.
Bagian ini pula yang tentu membuat harga Brompton berbeda dari sepeda sejenis lainnya.
Rigid
Lalu, Reza mengaku dari beberapa sepeda lipat yang pernah dicoba, Brompton terasa paling rigid.
Rigid yang dimaksudkan di sini adalah setiap bagian sepeda menyatu utuh, memberikan kenyamanan seperti layaknya sepede konvensional tanpa lipatan.
Baca Juga: Marah Besar ke China, Rakyat India Ingin Boikot Hape China: Sanggupkah Mereka?
Build quality
Selanjutnya, keunggulan ketiga--sama seperti Debyo, Reza pun mengakui betapa lipatan sepeda Brompton amat presisi.
Hal ini membuat sepeda terasa amat ringkas saat harus diangkat dan dibawa berpindah moda transportasi.
"Keempat, build quality-nya bagus, terlihat kokoh kuat," sebut Reza.
Baca Juga: Cara Hindari Telepon Teror dan Spam Paling Efektif Ala Pakar Keamanan
Mudah dibawa
Dengan semua keunggulan itu, maka Brompton pun tak hanya menjadi sepeda yang nyaman dikendarai, tetapi juga mudah dibawa ke mana-mana.
"Bisa dimasukkan ke koper atau didorong," sebut dia.
Hal terakhir yang menjadi keunggulan sepeda ini, menurut Reza, adalah eksklusivitas yang bisa membuat penggunanya bangga.
"Brompton itu eksklusif," pungkas Reza.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Harga Mahal, Apa Kelebihan Brompton Dibanding Sepeda Lain?"Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti