Follow Us

Indonesia Berpeluang Hadirkan 5G Tahun Depan, Tapi Ini Hambatannya

Fahmi Bagas - Rabu, 24 Juni 2020 | 18:10
Ilustrasi teknologi 5G
Sachin Mittal

Ilustrasi teknologi 5G

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Tingkat kepercayaan masyarakat dunia terhadap koneksi jaringan 5G semakin menguat.

Ketertarikan warga di berbagai negara dengan koneksi tersebut merujuk pada penggunaan 5G di masa-masa pandemi seperti sekarang.

Hal ini disampaikan oleh perusahaan riset teknologi asal Swedia yaitu Ericsson.

Perusahaan tersebut menyampaikan hasil risetnya yang dilakukan pada 11 ribu responden di berbagai negara melalui sambungan telekonferensi pada hari Selasa (23/6).

Baca Juga: Penjualan Hape Dunia Kwartal 1 2020 Merosot Hingga 20 Persen, Ini Alasannya

Jerry Soper, Country Head Ericsson Indonesia mengatakan kalau ada sekitar 44 persen responden yang percaya bahwa penggunaan 5G akan memberikan keuntungan.

Ya, orang-orang merasa dimudahkan saat harus menghabiskan waktu dengan melakukan aktivitas di rumah saja.

Hasilnya pun terlihat dari tingkat penggunaan internet yang melonjak dratis di sebagian wilayah perumahan, misalnya di Perancis.

"Beralihnya bekerja dan belajar yang dilakukan dari rumah, membuat traffic data di perumahan meningkat," tutur Soper.

Dalam acara tersebut juga turut hadir Magnus Ewerbing, selaku CTO APAC of Ericsson yang membeberkan kemungkinan 5G yang juga bisa digunakan untuk bidang industri.

Ia menyatakan kalau keberadaan koneksi baru ini mampu mempercepat produksi sebuah perusahaan.

Menyoroti keberadaan koneksi yang belum tersedia di Indonesia, dua petinggi Ericsson itu pun menjelaskan secara detil masalahnya.

Baca Juga: Inilah Kegiatan yang Paling Banyak Dilakukan di Internet Selama WFH

Jerry Soper menyatakan kalau Indonesia belum bisa menikmati koneksi 5G karena belum mempuninya kekuatan layanan koneksi yang setidaknya mencapai angka 2,6GHz atau 3,5GHz.

Selain itu, Menkominfo, Johnny G.Plate juga sempat mengatakan bahwa adanya wabah COVID-19 yang saat ini terjadi menjadi salah satu indikator belum terlaksananya rencana ini.

Johnny menjelaskan kalau yang menghambat tersebut bukan virusnya, namun lebih kepada kondisi investasi operator seluler yang tertunda.

Magnus Ewerbing pun berkomentar sama pada hari Selasa kemarin melalui sambungan telekonferensi.

Baca Juga: Pengguna 5G Tahun 2025 Diprediksi Mencapai 2.8 Miliar, Termasuk Indonesia?

Ia dengan tegas mengatakan kalau COVID-19 tidak memiliki dampak langsung dengan koneksi 5G.

"Ada beberapa rumor palsu tentang 5G yang membantah dengan penyebaran Covid-19 dan ini benar-benar salah," ucapnya.

"Gelombang radio 5G tidak membawa virus biologis, ini sangat membingungkan," tegas Magnus.

Baca Juga: Bos Huawei dan Xiaomi Ikut Siapkan Koneksi 6G, Akan Hadir 10 Tahun Lagi

Pada akhir sesi acara, Jerry Soper juga mengatakan kalau Indonesia memiliki peluang yang cukup untuk menghadirkan 5G di tahun 2021.

Pasalnya, sejak tahun 2017, Indonesia telah berupaya untuk menguatkan sistem koneksi jaringan yang ada.

"Saya bisa katakan kemungkinan tahun depan keberadaan 5G bisa dilakukan. Kami telah melihat beberapa waktu belakangan ini, salah satu hal penting untuk menerapkan 5G adalah investasi backbone dan fiber optic sudah mulai dipasang," pungkas Soper.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest